Daku...

Aku akan tempuh hari hariku bersama cinta yang utama, Aku ingin mati di jalan ini bersama kemuliaanyang tak terkira,Aku tidak akan menyerah selamanya tidak akan menyerah di jalan-Nya.

Jumat, 16 Januari 2015

K3 bertujuan untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dan menjamin:
Setiap tenaga kerja dan orang lainnya yang berada ditempat kerja mendapat perlindungan atas keselamatannya,Setiap sumber produksi dapat dipakai dan dipergunakan secara aman dan efiisien.

Sabtu, 17 Mei 2014

Logo Tapaksuci Putra Muhamadiyah cabang UIN Yogyakarta





Laporan Penanggungjawaban (LPJ) Atas Pelaksanaanya Kegiatan Darul Arqam Dasar (DAD) IMM fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

I.  Pendahuluan
Alhamdulillahirabil’alamin, Segala Puji Syukur kehadirat Allah SWT. Yang mana telah memberikan beribu-ribu kenikmatan bahkan jutaan dan milyaran kenimatan yang Allah SWT. berikan kepada kita semua , sehingga kita dapat menyelesaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ)  darul arqam dasar (DAD) IMM fakultas Dakwah dan Komunikasi tahun 2013 ini. Sholawat serta salam kita curahkan pada panglima jihad kita NabiAllah Muhammad Saw,  berkat beliaulah kita bisa merasakan nikmatnya Islam ini.
Atas terlaksananya suatu kegiatan sebuah pengkaderan keanggotaan IMM Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang yang dimana sekaligus suatu agenda tahunan yang Insya’Allah, Membentuk akademisi muslim yang berakhlak mulia dalam rangka menegakan dan menjunjung tinggi agama islam sehingga terwujud masyarakat utama,adil ,makmur yang diridhoi Allah SWT. Amin.
Kami atas nama panitia, menyadari bahwa perjalanan kami dalam menjalankan tugas, belumlah mencapai kesempurnaan. Kinerja kami masih ada kekurangan, karena kami merasa belum mengekspolarasi secara maksimal, walaudemikian hal ini merupakan pembelajaran bagi kami untuk kinerja kedepan menjadi lebih baik,dan kami selaku panitia juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan ini. Dan dengan ini kami ingin menyampaikan laporan pertanggungjawaban atas terselenggaranya acara tersebut.

II. Pelaksanaan
Acara tersebut dilaksanakan berupa pengkaderan dan materi-materi keorganisasian, yang dilaksanakan pada:
Hari/tanggal    : Jum’at-Ahad,6-8 Desember 2013.
Tempat            : Rumah Ibu Aisyah, Munggur Srimartani Piyungan Bantul Yogyakarta.

III. Susunan Panitia
Pelindung        : Pimpinan Cabang IMM Kab. Sleman
Penasehat        : Pimpinan Komisariat Fakultas Dakwah
Ketua              : Nurul Jannah
Wakil               : Fikri Fachrurizal
Sekretaris        : Faiza Anisa Hanum
                          Winda
Bendahara       : Sri Puji Lestari
                        : Ismalika

Sie Acara
            Koord  : Yanu Ariyanto
            Angg   : Hendrik Lukman Hakim
                        : Alin Fatharani Silmi
                        : Evi
                        : Dita Kusumaningrum

Sie Konsumsi
            Koord  : Alfi Laili R
            Angg   : Beni Hanifah
                        : Meilinda Nirwana S
                        : Lusiana Nur Utami
                        : Marda Afifah
                        : Nida Ulmaghfiroh

Sie Perlengkapan
            Koord  : M. Ifan Firmansyah
            Angg   : Iqbal
                        : M Regalfa Margiono
                        : Credo Hardikanata Putra
Sie Pubdekdok
            Koord  : Lintang
            Angg   : Fafa
                        : Aris Budi Sinudarsono

Sie Humas
            Koord  : Firman Arif P
            Angg   : Wildan
                        : Alriza




IV. Susunan Acara

SUSUNAN ACARA DAD 2013
No
Hari
Pukul
Kegiatan
PJ
1
Jumat
(6 Desember 2013)
14.00- 16.00

16.00- 16.30

16.30- 17.40

17.40- 19.30

19.30-20.00

20.00- 21.30




21.30-22.00

22.00-03.00
Pemberangkatan peserta DAD ke lokasi
Pembukaan

Screening

ISHOMA

Kontrak Belajar

Materi I (Tauhid Sosial Amien Rais)



FGD

Mimpi indah
Panitia

Acara

Instruktur

Panitia

MOT

Pemateri :
Achmad Muhammad, M.Ag


Fasilitator

Panitia

2
Sabtu
(7 Desember 2013)
03.00-04.00
04.00-04.30
04.30-05.00
05.00-06.00
06.00- 07.30
07.30- 08.00
08.00- 09.30


09.30- 10.15
10.15- 10.30
10.30- 11.30


11.30- 13.00
13.00- 14.30

14.30-15.30
15.30- 16.00
16.00- 17.30


17.30- 19.00
19.00- 19.30
19.30-20.00
20.00-22.00
22.00-03.00

Shalat Tahajud
Shalat Subuh
Kajian Ayat
Olahraga
MCK+sarapan
Pra materi 1I
Materi 1I(Kemuhammadiyahan Dakwah Kultural)
FGD
Ice breaking
Materi III (Sejarah Ranah Gerak IMM)

ISHOMA
Materi IV (Trilogi IMM)

FGD Materi 3 + 4
ISHO
Materi V (Retorika Dakwah)


ISHOMA
Kajian Ayat
Ice Breaking
Pensi
Bobo Nyenyak
IOT
IOT
Fasilitator
Panitia
Panitia
Fasilitator
Pemateri :
H. AndiDermawan, M.Ag
Fasilitator
Fasilitator
Fasilitator


Panitia
Pemateri : KakandaDaniFadilah, S.Kom.i
Fasilitator
Panitia
Pemateri :
H. OkrisalEka Putra, Lc, M.Ag
Panitia
Fasilitator
Fasilitator
Acara
Panitia
3
Ahad
(8 Desember 2013)
03.00- 04.00
04.00- 04.30
04.30- 05.00
05.00- 06.00
06.00-08.00
08.00-10.00
10.00- 11.00
11.00- 13.00
13.00- 14.00
14.00- 14.30
14.30-selesai
Shalat Tahajud
Shalat Subuh
Kajian ayat
Out bond
MCK + Sarapan
Materi VI (ANSOS)
FGD
ISHOMA
Pembentukan X-DAD
Penutupan
Sayonara
IOT
IOT
Fasilitator
Fasilitator
Panitia
Fasilitator
Fasilitator
Panitia
Fasilitator
Acara
Acara


V.  Realisasi Program

Pada bagian ini kami melaporkan seluruh kegiatan yang kami lakukan oleh masing – masing bidang yang terkait dalam kegiatan ini.

Kesekretariatan
Dalam kegiatan ini bidang kesekretariatan telah mengeluarkan beberapa surat edaran dengan perincian sebagai pengalangan dana seperti pembuatan proposal.

Kebendaharaan
Bidang ini bertugas dalam menangani masalah keuangan baik berupa pemasukan maupun pengeluaran selama persiapan dan pelaksanaan acara tersebut.

Laporan Per Seksi
Pada bagian ini maka dilaporkan kegiatan seluruh seksi – seksi yang berhubungan dengan kepanitiaan ini yang bertugas dalam membantu terlaksananya kegiatan acara darul arqam dasar (DAD) ini antara lain :

 Sie Acara
Seksi ini bertugas merencanakan, menyiapkan, dan membantu pelaksanaan acara, serta membantu Instruktur dalam kegiatan pelaksananya acara. Dalam bidang ini mungkin sedikit terdapat kesalah pahaman, sehingga acara pembukaan acara sedikit telat.

 Sie Humas
Dalam pelaksanaannya, seksi ini bertugas sebagai sarana penghubung komunikasi antara pihak panitia, anggota pengkaderan maupun pihak pengisi acara dan komunikasi kepad pemilik tempat. Dalam pelaksanaannya masih terdapat kendala berupa kekurangan waktu untuk mempublikasikan acara.

 Sie Perlengkapan
Dalam bidang ini, seksi perlengkapan bertugas untuk mempersiapkan segala kebutuhan dalam acara ini seperti Sound System, LCD, dan sebagainnya. Seksi ini mungkin terdapat kesenjangan terhadap Instruktur,yang dimana waktu itu kurangnya persiapan sepidol.

 Sie Konsumsi
Dalam kegiatan ini, seksi konsumsi bertugas menyediakan segala kebutuhan makanan bagi peserta maupun panitia dan instruktur. Dan seksi ini dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan lancar sehingga tidak ada satupun yang kelaparan. Sesi ini hanya sedikit kurangnya komunikasi sehingga terjadi sebuah kritikan dari Instruktur.

 Sie Pubdekdog
Didang ini mempersiapkan beberapa hal dalam penyiapan tempat acara, seperti menyiapkan bener, dan dokumentasi saat acara berlangsung. Seksi ini juga ada sedikit kesalahpahaman sehingga juga ada sedikit konflik sosial.


VI. Penutup

Demikianlah laporan singkat mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan oleh panitia darul arqam dasar (DAD), mengakui adanya kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kami mengharapkan agar kegiatan pengkaderan mendatang dapat terlaksana dengan lebih baik lagi dibandingkan kegiatan yang telah kami laksanakan.
 Dengan suksesnya kegiatan ini kami mengucapkan terima kasih atas kerjasamanya dari semua panitia, anggota, danjuga instruktur yang terlibat dan seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan pengkaderan ini.

Kami akhiri laporan pertanggungjawaban ini, namun sebelumnya kami bersyukur kepada Allah SWT. yang dimana berkat seizinNya akhirnya pengkaderan anggota baru IMM fakultas Dakwah dan Komunikasi berjalan dengan lancar.


Setruktur pengurus IMM pimpinan komisariat Dakwah dan Komunikasi UIN Yogyaharta 2014-2015

Struktur Organisasi PK IMM Fakultas Dakwah 2014-15

Bidang Umum
Ketua Umum                     : Fikry Fachrurrizal
Sekretaris Umum             : Rini Vidiawati
Bendahara Umum           : Alvi Laili
Bidang Pengembangan Sumber Daya Kader (PSDK)
Ketua                                    : Muhammad Ifan Firmansyah
Sekretaris                            : Hendrik Lukmanul Hakim
Anggota                               : Galih AS
                                                  Rani
Bidang Hikmah dan Keilmuan (HK)
Ketua                                    : Jean Ayu Karna
Sekretaris                            : Ihsan Hidayah
Anggota                               : Faris Ardiyanto
                                                  Elin R
Bidang Sosial dan Ekonomi (SoSek)
Ketua                                    : Lintang Tantowi
Sekretaris                            : Soleh Ariyanto
Anggota                               : Argo Tri Anggoro P
                                                  Endang
Bidang Media dan Dakwah (MD)
Ketua                                    : Firman A
Sekretaris                            : Iman Budianto
Anggota                               : Khaulah Pundi Muslimah

Bidang Immawati
Ketua                                    : Isma L
Sekretaris                            : Nida M
Anggota                               : Raisa Maya

                                                  Tri Indah

Tlodas Dusun Muhmmadiyah

Tlodas Dusun Muhmmadiyah
T
Lodas, adalah sebuah dusun yang dimana terdapat di Banjarnegara, tepatnya di desa Sarwodadi, kecamatan Pejawaran.
Tlodas sendiri walaupun disebuah pelosok lereng dataran tinggi Dieng yang Alhamdulillah mayoritas warga Muhammadiyah, sepertihalnya terdapat ortom-ortom seperti  Pemuda Muhammadiah sekaligus tim sepak bola yang bernama PS HW Tlodas, NA, ‘Aisiah , dan juga molai dibentuk IPM/IRM. Di Tlodas sendiri terdapat satu TK BA ‘Aisiah, satu  Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah, dan Taman Pendidikan AL-Qur'an (TPQ Al Mujahidin).
Dalam tiap ortom-ortomnya sering mengadakan kegiatan rutinitasnya seperti yang dilakukan para Penuda ya itu kumpul tiap dua minggu sekali yang bertempatan dirumah-rumah secara bergiliran dan jugadiselingi dengan kajian-kajian agama begitu pula Kemuhammadiahan, sedangkan para Ibu-ibu ‘Aisiah biasanya tiap minggu legi mengadakan kumpulan rutin tapi biasanya dilaksanakan secara bergiliran seluruh cabang Muhammadiah Pejawaran, dan juga para Ibu-ibu muda (NA) juga tiap dua minggu sekali mengadakan kumpulan rutin yng bertempatan di gedung MI Muhammadiyah Tlodas, sedangkan para remaja-remajanya aktif di TPQ yang dilakukan setiap hari kecuai hari jum’at dan hri besar libur.

Lambang Persatuan Sepakbola Hisbul Wathan (PS HW Tlodas)



Ada pula kegiatan yang diadakan para remaja-remajanya:






















Senin, 20 Januari 2014

SUKU JAWA DI DESA SALAKAN




ETNIS SUKU JAWA DI DESA SALAKAN
DENGAN TEORI FUNGSIONAL STRUKTURAL

Disusun oleh :
1.Ria OktaFiani(12250106)
2.Vika Artantri M(12250085)
3.Lia Widaningsih(12250101)
4.Nur Faridatul Waqiah(12250121)
5. WahyuWidyananto(12250113)
6.M.Ifan Firmansah(12250028)
7.M.Hidayatullah(12250073)

ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS DAKWAH
UIN SUNAN KALIJAGA  YOGYAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2012/20

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat yang Allah SWT anugerahkan kepada kita sehingga kesehatan badan, iman dan pikiran tercurahkan kepada kita melalui rahmat-Nya.Sholawat serta salam kita curah limpahkan kepada junjungan kita Nabi agung Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di Yaumul Qiyamah.
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Kesejahteraan Sosial.Dalam makalah ini penulis membahas tentang analisis dinamika perubahan masyarakat yang di lihat dari teori fungsional structural
Akhirnya kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang sudah mendukung  penyusunan makalah ini. Selanjutnya kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga akan menumbuhkan rasa syukur kami kepada rahmat Allah SWT dan dalam hal perbaikan makalah ini ke depannya.













BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak.Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas.
Proses pembentukan masyarakat dan perubahan masyarakat menurut Gerhard Lenski, Karl Marx, Max Weber dan Emile Durkheim mewakili empat sudut pandang. Gerhard Lenski menjelaskan bagaimana teknologi mengubah masyarakat sejak 10 ribu tahun yang lalu dan terus berlangsung hingga kini. Karl Marx menjelaskan bagaimana masyarakat mengalami perubahan akibat konflik cara produksi ekonomi. Max Weber menjelaskan bagaimana masyarakat terbentuk dan berubah akibat munculnya gagasan antara masyarakat tradisional (yang dicirikan kuatnya unsur kekeluargaan) dikontraskan dengan gagasan masyarakat kompleks (yang dicirikan unsur pemikiran rasional).Emile Durkheim menjelaskan bagaimana solidaritas sosial yang terbangun baik dalam masyarakat tradisional maupun modern agar mampu menciptakan hubungan antarstruktur yang harmonis.


B.      Rumusan Masalah

1)      Diskripsi masyarakat salakan potorono banguntapan bantul
2)      Diskripsi teori fungsional structural
3)      Analisis dinamika perubahan masyarakat dengan teori fungsional struktural

BAB IIDeskripsi masyarakat
Ø  A. Geografis Desa Salakan Potorono Banguntapan Bantul.
Desa Salakan merupakan suatu daerah yang terletak di pinggiran kota Jogjakarta.Walaupun Salakan merupakaan pedesaan yang jauh dari keramain namun Desa Salakan bukanlah sebuah desa yang terpencil di eraGlobalisasi ini.Secara geografis Salakan berada di sebelah timur ,mungkin bisa dikatakan hampir mendekati perbatasan patuk dengan daerah banguntapan.Agar lebih jelasya akan di jelaskan melalui peta dibawah ini




















Ø  B. Karakteristik perubahan
Pohon salak dulu tumbuh di daerah desa potorono,namun karena pohon salak dipotorono semakin lama semaki habis maka salak-salak itu di pindah kesalakan pada zaman itu pun yang ada salak hanya desa salakan ,desa-desa lain hanya ditumbuhi denagn pohon kelapa ,dari peristiwa pindah nya  salak ke desa salakan itu maka nama salakan menjadi sebuah desa disekitar potorono .Kini potorono menjadi tetangga desa salakan .Itu sejarah singkat kenapa dinamakan desa salakan.
Desa Salakan pada masa lampau adalah sebuah tanah desa yang sangat luas dan ditumbuhi banyak pohon-pohon dan bermacam-macam buah yang sangat lebat.didesa salakan sendiri pada zaman dulu terdapat banyak pohon-pohon salak dan duren ,walupun ditumbuhi banyak pohon salak namun penduduk desa salakan tidak bermata pencarian sebagai petani salak.Penduduk salakan bermayoritas bermata pencarian petani padi,ada juga yang sebagai petani salak dan duren.
Setiap pagi mayoritas penduduk desa salakan pergi kesawah untuk menanam padi ,cara penanaman pun masih sangat sederhana denagan menggunakan sapi dan kerbau untuk membajak sawah.Jika kita hidup dizaman itu ,maka kita akan disuguhi dengan pemandangan yang mungkin sekarang hampir tidak bisa kita lihat ,yaitu para petani berjalan  pada pagi-pagi buta dengan cangkulnya dan ketika siang tiba para ibu-ibu datang kesawah untuk mengantarkan makanan.Sedangkan pada masa sekarang ini jarang para bapak-bapak pergi kesawah pada pagi-pagi buta,meraka pasti lebih mengutamakan untuk pergi bekerja sebagai karyawan ataupun yang lainnya,para ibu-ibu pun begitu mereka lebih mementingkan menjadi wanita karier.
Sekitar tahun sebelum 1985 ,Letak rumah para penduduk pun berjauhan sebab masih sangat jarang rumah-rumah yang ada di desa itu.Untuk pergi kerumah tetangga pun perlu waktu yang lama agar bisa sampai ketempat tujuan.Rumah satu dengan yang lainnya terpisahkan dengan pohon salak dan duren.Di desa salakan ada sebuah daerah yang di sebut dengan tegal,menurut Bapak Jakizun(sumber informasi) dulu sebelah barat salakan terdapat tegalan(tegalan adalah sebuah lahan sawah yang sulit dialiri oleh air) maka dari itu sekarang di sebut daerah tegal,di daerah tegal pun hanya ada dua rumah.Namun tegalan sekarang sudah tidak ada .
Disalakan terdapat juga sebuah SD yang sekarang dinamakan dengan SD 1 Salakan,menurut sumber info yang akurat SD 1 Salakan itu adalah SD yang tertua didaerah wilayah banguntapan bantul,SD itu ada sejak pada zaman belanda masih menjajah Indonesia.SD tersebut dulu memiliki 2 kelas namun karena didaerah itu hanya ada satu saja sekolahan maka para penduduk desa lainnya juga bersekolah disitu ,karena tidak cukupnya tempat maka pihak sekolah meminjam rumah penduduk didaerah salakn kidul untuk di jadikan pondok.Masjid yang ada di salakn pun menjadi masjid tertuah di daerah tersebut,sekarang masjid dan sekolah itu masih berdiri utuh menjadi sarana sosial untuk masyarakat di sekitar
Pada zaman dulu penduduk Salakan bekerja keras untuk membangun salakan agar lebih maju,mereka setiap hari meluangkan waktu untuk bekerja bakti bangun desa,kerja keras mereka pun membuah kan hasil ,dengan sudana masyarakat desa mereka membuat jalan-jalan.Baru pada tahun 1985 kelurahan menghidupkan listrik secara masal.Desa Salakan pun ada listrik baru tahun 1985.
Kemudian setelah adanya listrik tersebut baru ada pendatang untuk membangun rumah disalakan,pendatang di daerah wilayah timur desa merasa senang karena mereka dekat dengan masjid dan jalan.pada zaman itu juga mulailah Desa Salakan maju sampai sekarang ini.












BAB IIIDeskripsi TEORI
v Teori Struktural Fungsional
Teori fungsionalisme struktural mengutarakan bahwa masyarakat adalah suatu sistem sosial yang terdiri dari bagian dan struktur-struktur yang saling berkaitan dan saling membutuhkan keseimbangan, fungsionalisme struktural lebih mengacu pada keseimbangan.Teori ini menilai bahwa semua sistem yang ada di dalam masyarakat pada hakikatnya mempunyai fungsi tersendiri. Suatu struiktur akan berfungsi dan berpengaruh terhadap struktur yang alin. Maka dalam hal ini, semua peristiwa pada tingkat tertentu seperti peperangan, bentrok, bahkan sampai kemiskinan pun mempunyai fungsi tersendiri, dan pada dasarnya dibutuhkan dalam masyarakat . Pelopor teori ini adalah Robert K. Merton, beliau berpendapat bahwa obyek analisa sosiologi adalah fakta sosial, seperti proses sosial, organisasi kelompok, pengendali sosial, dan sebagainya. Suatu pranata atau sistem tertentu bisa dikatakan fungsional bagi suatu unit sosial tertentu, dan sebaliknya, suatu institusi juga bisa bersifat disfungsional bagi unit sosial yang lain.
Penganut teori fungsional ini memandang bahwa segala pranata sosial yang ada dalam masyarakat itu bersifat fungsional dalam artian positif dan negatif. Sebagai contoh: lembaga pendidikan, ini berfungsi dan sangat penting dalam masyarakat, terutama untuk memajukan kualitas pendidikan di negeri ini. Lembaga pendidikan memberikan pengajaran dan ilmu-lmu pengetahuan untuk para generasi muda penerus bangsa.Dalam hal ini, lembaga pendidikan bersifat fungsional, dan manjurus pada artian yang positif.Kemudian perampok, dan pelaku kriminalitas, pada dasarnya pelaku kriminalitas selain merugikan masyarakat, juga mempunyai fungsi tersendiri. Bayangkan saja jika tidak ada pelaku kriminalitas, apa yang akan dikerjakan dan ditangani oleh para polisi? Otomatis mereka juga tidak mempunyai job untuk menghasilkan tambahan uang.Meskipun bagi orang yang menjadi korban juga merupakan suatu kerugian tersendiri.Bagitulah dalam kehidupan masyarakat, memang saling berkesinambungan, mempunyai suatu akibat dan fungsi-fungsi tersendiri.
Ø  Perkembangan Teori Struktural Fungsional
Hingga pertengahan abad, fungsionalisme menjadi teori yang dominan dalam perspektif sosiologi.Teori fungsional menjadi karya Talcott Parsons dan Robert Merton dibawah pengaruh tokoh – tokoh yang telah dibahas diatas. Sebagai ahli teori yang paling mencolok di jamannya, Talcott Parson menimbulkan kontroversi atas pendekatan fungsionalisme yang ia gulirkan. Parson berhasil mempertahankan fungsionalisme hingga lebih dari dua setengah abad sejak ia mempublikasikan The Structure of Social Action pada tahun 1937. Dalam karyanya ini Parson membangun teori sosiologinya melalui “analytical realism”, maksudnya adalah teori sosiologi harus menggunakan konsep-konsep tertentu yang memadai dalam melingkupi dunia luar.
Konsep-konsep ini tidak bertanggungjawab pada fenomena konkrit, tapi kepada elemen-elemen di dallamnya yang secara analitis dapat dipisahkan dari elemen-elemen lainnya.Oleh karenanya, teori harus melibatkan perkembangan dari konsep-konsep yang diringkas dari kenyataan empiric, tentunya dengan segala keanekaragaman dan kebingungan-kebingungan yang menyertainya. Dengan cara ini, konsep akan mengisolasi fenomena yang melekat erat pada hubungan kompleks yang membangun realita sosial. Keunikan realism analitik Parson ini terletak pada penekanan tentang bagaimana konsep abstrak ini dipakai dalam analisis sosiologi. Sehingga yang di dapat adalah organisasi konsep dalam bentuk sistem analisis yang mencakup persoalan dunia tanpa terganggu oleh detail empiris. Sistem tindakan diperkenalkan parson dengan skema AGILnya yang terkenal. Parson meyakini bahwa terdapat empat karakteristik terjadinya suatu tindakan, yakni Adaptation, Goal Atainment, Integration, Latency.
Sistem tindakan hanya akan bertahan jika memeninuhi empat criteria ini. Dalam karya berikutnya , The Sociasl System, Parson melihat aktor sebagai orientasi pada situasi dalam istilah motivasi dan nilai-nilai. Terdapay berberapa macam motivasi, antara lain kognitif, chatectic, dan evaluative. Terdapat juga nilai-nilai yang bertanggungjawab terhadap sistem sosoial ini, antara lain nilai kognisi, apresiasi, dan moral. Parson sendiri menyebutnya sebagai modes of orientation. Unit tindakan olehkarenaya melibatkan motivasi dan orientasi nilai dan memiliki tujuan umum sebagai konsekuensi kombinasi dari nilai dan motivasi-motivasi tersebut terhadap seorang aktor.
Karya Parson dengan alat konseptual seperti empat sistem tindakan mengarah pada tuduhan tentang teori strukturalnya yang tidak dapat menjelaskan perubahan sosial. Pada tahun 1960, studi tentang evolusi sosial menjadi jawaban atas kebuntuan Parson akan perubahan sosial dalam bangunan teori strukturalnya. Akhir dari analisis ini adalah visi metafisis yang besar oleh dunia yang telah menimpa eksistensi manusia.Analisis parson merepresentasikan suatu usaha untuk mengkategorisasikan dunia kedalam sistem, subsistem, persyaratan-persyaratan system, generalisasi media dan pertukaran menggunakan media tersebut.
 Analisis ini pada akhirnya lebih filosofis daripada sosiologis, yakni pada lingkup visi meta teori. Pembahasan mengenai fungsionalisme Merton diawali pemahaman bahwa pada awalnya Merton mengkritik beberapa aspek ekstrem dan keteguhan dari structural fungsionalisme, yang mengantarkan Merton sebagai pendorong fungsionalisme kearah marxisme. Hal ini berbeda dari sang guru, Talcott Parson mengemukakan bahwa teorisi structural fungsional sangatlah penting.Parson mendukung terciptanya teori yang besar dan mencakup seluruhnya sedangkan parson lebih terbatas dan menengah. Seperti penjelasan singkat sebelumnya, Merton mengkritik apa yang dilihatnya sebagai tiga postulat dasar analisis fungsional( hal ini pula seperti yang pernah dikembangkan oleh Malinowski dan Radcliffe brown. Adapun beberapa postulat tersebut antara lain:
1)      Kesatuan fungsi masyarakat , seluruh kepercayaan dan praktik sosial budaya standard bersifat fungsional bagi masyarakat secara keseluruhan maupun bagi individu dalam masyarakat, hal ini berarti sistem sosial yang ada pasti menunjukan tingginya level integrasi. Dari sini Merton berpendapat bahwa, hal ini tidak hanya berlaku pada masyarakat kecil tetapi generalisasi pada masyarakat yang lebih besar.
2)      Fungsionalisme universal , seluruh bentuk dan stuktur sosial memiliki fungsi positif. Hal ini di tentang oleh Merton, bahwa dalam dunia nyata tidak seluruh struktur , adat istiadat, gagasan dan keyakinan, serta sebagainya memiliki fungsi positif. Dicontohkan pula dengan stuktur sosial dengan adat istiadat yang mengatur individu bertingkah laku kadang-kadang membuat individu tersebut depresi hingga bunuh diri. Postulat structural fungsional menjadi bertentangan.
3)      Indispensability, aspek standard masyarakat tidak hany amemiliki fungsi positif namun juga merespresentasikan bagian bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan. Hal ini berarti fungsi secara fungsional diperlukan oleh masyarakat. Dalam hal ini pertentangn Merton pun sama dengan parson bahwaada berbagai alternative structural dan fungsional yang ada di dalam masyarakat yang tidak dapat dihindari.

Argumentasi Merton dijelaskan kembali bahwa seluruh postulat yang dijabarakan tersebut berstandar pada pernyataan non empiris yang didasarakan sistem teoritik.Merton mengungkap bahwa seharusnya postulat yang ada didasarkan empiric bukan teoritika.Sudut pandangan Merton bahwa analsisi structural fungsional memusatkan pada organisasi, kelompok, masyarakat dan kebudayaan, objek-objek yang dibedah dari structural fungsional harsuslah terpola dan berlang, merespresentasikan unsure standard.
Awalnya aliran fungsionalis membatasi dirinya dalam mengkaji makamirakat secara keseluruhan, namun Merton menjelaskan bahwa dapat juga diterapkan pada organisasi, institusi dan kelompok.Dalam penjelasan ini Merton memberikan pemikiran tentang the middle range theory.Merton mengemukakan bahwa para ahli sosiologi harus lebih maju lagi dalam peningkatan kedisiplinan dengan mengembangkan “teori-teori taraf menengah” daripada teori-teori besar. Teori taraf menengah itu didefinisikan oleh Merton sebagai : Teori yang terletak di antara hipotesa kerja yang kecil tetapi perlu, yang berkembang semakin besar selama penelitian dari hari ke hari, dan usaha yang mencakup semuanya mengembangkan uato teori terpadu yang akan menjelaskan semua keseragaman yang diamati dalam perilaku social.
Teori taraf menengah pada prinsipnya digunakan dalam sosiologi untuk membimbing penelitian empiris. Dia merupakan jembatan penghubung teori umum mengenai istem social yang terlalu jauh dari kelompok-kelompok perilaku tertentu, organisasi, ddan perubahan untuk mempertanggungjawabkan apa yang diamati, dan gambaran terinci secara teratur mengenai hal-hal tertentu yang tidak di generaliasi sama sekali. Teori sosiologi merupakan kerangka proposisi yang saling terhubung secara logis dimana kesatuan empiris bisa diperoleh.
The middle range theory adalah teori-teori yang terletak pada minor tetapi hipotesis kerja mengembangkan penelitian sehari-hari yang menyeluruh dan keseluruhan upaya sistematis yang inklusif untuk mengembangkan teori yang utuh. The middle range theory Merton ini memiliki berbagai pemahaman bahwa secara prinsip digunakan untuk panduan temuan-temuan empiris, merupakan lanjutan dari teori system social yang terlalu jauh dari penggolongan khusus perilaku social, organisasi, dan perubahan untuk mencatat apa yang di observasi dan di deskripsikan, meliputi abstraksi, tetapi ia cukup jelas dengan data yang terobservasi untuk digabungkan dengan proposisi yang memungkinkan tes empiris dan muncul dari ide yang sangat sederhana. Dalam hal ini Merton seakan melakukan tarik dan menyambung, artinya apa yang dia kritik terhadap fungsionalis merupakan jalan yang dia tempuh untuk menyambung apa yang dia pikirkan. Atau dianalogikan, Merton mengambil bangunan teori kemudian di benturkan setelah itu dia perbaiki lagi dengan konseptual yang menurut kami sangat menarik.

Para stuktural fungsional pada awalnya memustakan pada fungsi dalam struktru dan institusi dalam amsyarakat. Bagi Merton hal ini tidaklah demikian, karrena dalam menganalis hal itu , para fungsionalis awal cenderung mencampur adukna motif subjektif individu dengan fungsi stuktur atau institusi. Analisis fungsi bukan motif individu.Merton sendiri mendefinisikan fungsi sebagai konsekuensi-konsekuensi yang didasari dan yang menciptakan adaptasi atau penyesuian, karena selalu ada konsekuensi positif.Tetapi , Merton menambahkan konsekuensi dalam fakta sosial yang ada tidaklah positif tetapi ada negatifnya. Dari sini Merton mengembangkan gagasan akan disfungsi.
Ketika struktur dan fungsi dpat memberikan kontribusi pada terpeliharanya sistem sosial tetapi dapat mengandung konsekuensi negative pada bagian lain.Hal ini dapat dicontohkan, struktur masyarakat patriarki c memberkan kontribusi positif bagi kaum laki-laki untuk memegang wewenang dalam keputusan kemasyarakatan, tetapi hal ini mengandung konsekuensi negative bagi kaum perempuan karena aspirasi mereka dalam keputusan terbatas. Gagasan non fungsi pun , dilontarkan oleh Merton. Merton mengemukakan nonfungsi sebagai konsekuensi tidak relevan bagi sistem tersebut.Dapatkonsekuensi positif dimasa lalu tapi tidak dimasa sekarang.Tidaklah dapat ditentukan manakah yang lebih penting fungsi-fungsi positif atau disfungsi. Untuk itu Merton menambahkan gagasan melalui keseimbangan mapan dan level analisis fungsional.
Dalam penjelasan lebih lanjut , Merton mengemukakan mengenai fungsi manifest dan fungsi laten.Fungsi manifest adalah fungsi yang dikehendaki, laten adalah yang tidak dikehendaki.Maka dalam stuktur yang ada, hal-hal yang tidak relevan juga disfungso laten dipenagruhi secara fungsional dan disfungsional. Merton menunjukan bahwa suatu struktur disfungsional akan selalu ada. Dalam teori ini Merton dikritik oleh Colim Campbell, bahwa pembedaan yang dilakukan Merton dalam fungsi manifest dan laten , menunjukan penjelasan Merton yang begitu kabur dengan berbagari cara.
Hal ini Merton tidak secara tepat mengintegrasikan teori tindakan dengan fungsionalisme.Hal ini berimplikasi pada ketidakpasan antara intersionalitas dengan fungsionalisme structural. Kami rasa dalam hal ini pun Merton terlalu naïf dalam mengedepankan idealismenya tentang struktur dan dengan beraninya dia mengemukakan dia beraliran fungsionalis, tapi dia pun mengkritik akar pemikiran yang mendahuluinya. Tetapi, lebih jauh dari itu konsepnya mengenai fungsi manifest dan laten telah membuka kekauan bahwa fungsi selalu berada dalam daftar menu struktur. Merton pun mengungkap bahwa tidak semua struktur sosial tidak dapat diubah oleh sistem sosial.Tetapi beberapa sistem sosial dapat dihapuskan.Dengan mengakui bahwa struktur sosia dapat membuka jalan bagi perubahan sosial.
Analisi Merton tentang hubungan antara kebudayaan, struktur, dan anomi. Budaya didefinisikan sebagai rangkaian nilai normative teratur yang mengendalikan perilaku yang sama untuk seluruh anggota masyarakat. Stuktur sosial didefinisikans ebagai serangkaian hubungan sosial teratur dan memeprnagaruhi anggota masyarakat atau kelompok tertentu dengan cara lain. Anomi terjadi jika ketika terdapat disjungsi ketat antara norma-norma dan tujuan cultural yang terstruktur secara sosial dengan anggota kelompok untuk bertindak menurut norma dan tujuan tersebut. Posisi mereka dalam struktur makamirakat beberapa orang tidak mampu bertindakm menurut norma-norma normative .kebudayaan menghendaki adanya beberapa jenis perilaku yang dicegah oleh struktur sosial. Merton menghubungkan anomi dengan penyimpangan dan dengan demikian disjungsi antara kebudayan dnegan struktur akan melahirkan konsekuensi disfungsional yakni penyimpangan dalam masyarakat.
Anomi Merton memang sikap kirits tentang stratifikasi sosial, hal ini mengindikasikan bahwa teori structural fungsionalisme ini aharus lebih kritis dengan stratifikasi sosialnya.Bahwa sturktur makamirakat yangselalu berstratifikasi dan masing-masing memiliki fungsi yang selama ini diyakini para fungsionalis, menurut dapat mengindikasikan disfungsi dan anomi. Dalam hal ini kami setuju dengan Merton,dalam sensory experiences yang pernah kami dapatkan, dimana ada keteraturan maka harus siap deng ketidakteraturan, dalam struktur yang teratur, kedinamisan terus berjalan tidak pada status di dalamnya tapi kaitan dalama peran. Anomi atau disfungsi cenderung hadir dipahami ketika peran dalam struktu berdasarkan status tidak dijalankan akibat berbagai factor. Apapun alasannya anomi dalam struktur apalagi yang kaku akan cenderung lebih besar.
Dari sini, Merton tidak berhenti dengan deskripsi tentang struktur , akan tetapi terus membawa kepribadian sebagai produk organisasi struktur tersebut. Pengaruh lembaga atau struktur terhadap perilaku seseorang adalah merupakan tema yang merasuk ke dalam karya Merton, lalu tema ini selalu diilustrasikan oleh Merton yaitu the Self Fullfilling Prophecy serta dalam buku Sosial structure And Anomie. Disini Merton berusaha menunjukkan bagaimana struktur sosial memberikan tekanan yang jelas pada orang-orang tertentu yang ada dalam masyarakat sehingga mereka lebih , menunjukkan kelakuan non konformis ketimbang konformis. Menurut Merton, anomie tidak akan muncul sejauh masyarakkat menyediakan sarana kelembagaan untuk mencapai tujuan-tujuan kultur tersebut.
Dari berbagai penajabaran yang ada Pemahaman Merton membawa pada tantangan untuk mengkonfirmasi segala pemikiran yang telah ada. Hal ini terbukti dengan munculnya fungsionalisme gaya baru yang lebih jauh berbeda dengan apa yang pemikiran Merton. Inilah bukti kedinamisan ilmu pengetahuan, tak pelak dalam struktural fungsionalisme.





BAB IV.ANALISA KASUS


 PERGESERAN EKONOMI




PADA MASA DULU(AGRARIS)
PADA MASA SEKARANG(FORMAL)
1.       Penduduk desa bekerja sebagai petani.


2.       Rumah-rumah masih sederhana dan letaknay masih erjauhan.(ekonominya masuh sulit).

3.       Tidak ada jalan raya dan listrik,sehingga membatasi ruang lingkup kerja mereka.

4.       Belum ada proyek-proyek perumahan dan jalan sehingga masih banyak lahan kosong untuk pertanian.

1.       Sekarang ada juga yang menjadi petani namun mayoritas bekerja sebagai karyawan,dosen,dokter,guru dll.
2.       Rumah-rumah sudah mewah layak untuk di huni dan letak nya pun berdekatan(karena ekonominya sudah tercukupi).
3.       Sudah banyak jalan raya dan listrik sehinga mereka bisa bekerja dengan layak dengan segala prasarana nya.

4.       Sudah ada proyek perumahan dan jalan raya sehingga lahan-lahan mereka dijual untuk proyek itu dan mereka pun kehilangan mata pencarian sebagai petani dan ber alih menjadi karyawan biasa.






Dari table diatas sangat terlihat pergeseran ekonomi dari masa dulu hingga sekarang.Penyebab perubahan dari agraris ke formal itu karena tutan waktu,masyarakat harus menyesuaikan diri seiring kemajuan teknologi yang berkembang pesat agar tidak menjadi desa terpencil dan desa yang tidak mengalami kemajuan.Pada dasar nya masyarakat seperti di desa salakan itu sangat mengalami perubahan yang sangat pesat dalam segala bidang namun kelompk kami mengkaji dari salah satu perubahan itu yaitu tentang ekonomi.perubahan yang lain nya terdapat dalam bidang hukum,pendidikan.
Mata pencarian mereka yang dulu sebagai petani ,mungkin kini tergantikan denagn karyawan biasa itu disebabkan lahan-lahan pertanian merka kini telah beralih fungsi sebagai jalan raya ,pertokon,perumahan dan lain sebagiannya.Dari segala perubaha yang terjadi  itu ,kelompok kami berpendapat bahwa akan ada dampak positif dan negative yang akan terjadi mungkin di masa sekarang dan bisa juga dimasa yang akan datang.
BAB V. Kesimpulan
                Perubahan yang terjadi di masyrakat salakan merupakan fenomena social.Dalam teori fungsional structural di sebutkan bahwa masyarakat adalah suatu sistem sosial yang terdiri dari bagian dan struktur-struktur yang saling berkaitan dan saling membutuhkan keseimbangan, fungsionalisme struktural lebih mengacu pada keseimbangan.Masyarakat pada dasarnya ingin menyesuaikan keadaan yang ada di sekitar dan masyarakat melakukan adaptasi ,untuk mencapai proses keseimbanagn.seperti masyarakat yang ada di salakan ,mereka ingin sesuai dengan perkembangan zaman pada sekarang ini.
                Dalam perubahan ekonomi yang terjadi di masyarakat salakan itu akan mengalami beberapa dampak atau pengaruh positif dan negative bagi warga itu sendiri.Dampak-dampak itu akan dirasakan secara cepat atau pun lambat.Segala perubahan yang dilakukan akan menghasilkan sesuatu yang baik dan buruk untuk masa lalu dan masa yang akan datang.
                Salah satu dampak positifnya adalah terjadi perubahan ekonomi yang sangat pesat sehingga masyarakat salakan sekarang menjadi desa yang sejahtera dan lebih maju dalam segala bidang terutama bidang ekonomi.Dampak lainnya, pola pikir masyarakat nya lebih maju dan modern  sehingga masyarakat menggunakan alat-alat yang lebih modern .
                Dampak negative dari perubahn ekonomi itu adalah menyebabkan lahan-lahan kosong yang dulu diguanakan untuk menanam padi dan lahan-lahan yang di tumbuhi pohon-pohon salak dan duren sekarang menjadi beralaih fuangsi menjadi perumahan,jalan raya ,pertokoan dan lain sebagainya.KIni tidak ada lagi dijaumpai pepohonan yang hijau dan rindang, yang ada hanya rumah-rumah pendatang baru yang menempati lahan yang dulunya adalah untuk pohon-pohon ridang.Dan sekarang pun di desa salakan tinggal beberapa pohon yang masih ada.







DAFTAR PUSTAKA
SUMBER lainnya dari penduduk yang tinggal di desa salakan(bapak jakzun,simbah wasir nuri)