Aliran Ahli Sunnah Wal
Jama’ah
Oleh: Khoiro Ummatin
ASWAJA
ASY’ARIYAH
Latar Belakang Kelahirannya.
Latar Belakang Kelahirannya.
• Sunni Asy’ariyah atas reaksi tehadap
pertentangan antara kaum mu’tazilah dengan kaum salaf. Aliran Asy’ariyah ini
mencoba menjembatani atau mengambil
jalan tengah antara keduanya, karena Mu’tazilah lebih mengutamakan akalnya,
sementara kaum salaf lebih menekankan kehati-hatiannya dengan berpegang teguh
pada lahir ayat dan hadits.
• Pendiri: Abu Hasan Al-Asy’ari, salah
seorang keturunan Abu Musa Al-Asy’ari. Sebelumnya, Abu Hasan pengikut
Mu’tazilah, berguru pada Al-Jubbai selama 40 tahun.
• Akhirnya Abu Hasan keluar dari
Mu’tazilah dan menyerang ajaran
Mu’tazilah, karena Asy’ari melihat pendapat
Mu’tazilah yang mengedepankan akal dan suka menakwilkan Al-Qur’an dengan
akal bisa menghancurkan persatuan umat Islam.
Ajaran
Aliran Aswaja Asy’ariyah
• Sifat Tuhan:Tuhan memiliki sifat dan
Dzat yang berbeda dengan yang lain.
• Perbuatan manusia: bahwa perbuatan manusia
bukan semata-mata diciptakan oleh Allah tapi manusia juga mempunyai andil atas
terwujudnya perbuatan tersebut yang kemudian disebut sebagai kasb.
• Melihat Tuhan dihari akhira:Tuhan
bisa dilihat diakhirat oleh orang yang beriman dengan mata kepala sendiri.
• Dosa besar: mu’min yang berdosa
besar, tidaklah kafir tapi imannya berkurang (naqish), terserah Tuhan mau
memasukkannya ke surga atau ke neraka.
• Al-Qur’an: bahwa Al-Qur’an bukan
makhluk Allah seperti yang dikatakan oleh Mu’tazilah, tapi Al-Qur’an adalah
kalam Illahi yang Qadim.
• Asy’ari merupakan mantan pengikut
aliran Mu’tazilah sebagai aliran rasionalist islam, dengan demikian, argumen
Asy’ari untuk mengokohkan konsep ketuhanan melalui argumentasi fikiran mendapat
dukungan dari masyarakat.juga pihak penguasa antara lain penguasa Bani Saljuk
di Mesir, penguasa bani Muwahhidun di Afrika Utara & Spanyol dan penguasa
bani Ghasnawiyah di Punjab, Afghanistan, Iran & penguasa Turki Usmani.
Dukungan Masyarakat karena:
• Masyarakat umum sudah bosan dengan
banyaknya masalah yang diperdebatkan dan berlarut-larut tanpa berkesudahan.
• Argumentasi Asy’ari dilengkapi
dengan dalil-dalil yang kuat yang membuat orang tertarik padanya dan lagi pula
pribadi Asy’ari terkenal dengan ketaqwaanya dan kesalehannya.
• Sejak Abbasiyah dipegang khalifah
Mutawakil, aliran Mu’tazilah tidak lagi dijadikan sebagai aliran resmi negara.
• Para ulama mengarahkan kepada umat
untuk mengikuti Asy’ariyah dan berpaling dari Mu’tazilah.
• Dilegitimasi atau didukung oleh
pemerintahan yang berkuasa (negara), misalnya:Abbasiyah semenjak dipegang oleh
Khalifah Mutawakkil, pemerintahan Turki Usmani dan seterusnya. .
Kelemaham Asy’ariyah:
• Mengenai perbuatan manusia, walaupun
Asy’ari mengatakan bahwa manusia ikut andil dalam mengimplementasikan
perbuatannya melalui kasb namun karena kasb itu tidak mempunyai
pengaruh apa-apa maka Asy’ari cenderung ke arah Jabariyah dengan
menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan semata.
ASWAJA
AL-MATURIDIYAH
Latar Belakang Kelahirannya:
Latar Belakang Kelahirannya:
• Al-Maturidiyah juga lahir sebagai
reaksi atas pertentangan ekstremitas golongan tekstualis yang dipelopori oleh
kaum Hanabilah atau pengikut Imam Abu Hambali dan golongan rasionalis
Mu’tazilah.
• Bila Asy’ariyah bertempat di Irak
dan Syam dan bermadzhab Syafi’i, sementara Maturidiyah bertempat di Samarkand
(sekarang Sovyet) dan bermadzhab Hambali.
• Pendirinya: Abu Mansur Muhammad bin
Muhammad bin Mahmud Al-Maturidi yang lahir di Samarkand.
• Pemikiran kalamnya banyak yang sama
dengan pikiran-pikiran Abu Hanifah, sehingga Abu Mansur bisa dikatakan sebagai
pengurai atau penjelas dari pemikirannya Abu Hanifah.
Ajaran-ajaran aliran Al-Maturidiyah antara
lain:
• Sifat Tuhan: Tuhan mempunyai
sifat-sifat, dan Tuhan mengetahui dengan sifat ilmu-Nya bukan dengan dzat-Nya
(sependapat dengan Asy’ariyah).
• Perbuatan manusia: perbuatan manusia
bukan diciptakan oleh Tuhan sekalipun kehendak atau kemauan Tuhan, akan tetapi
perbuatan tersebut diwujudkan oleh manusia sendiri (sependapat dengan
Mu’tazilah).
• Al-Qur’an, menurut Al-Maturidi
Al-Quran adalah kalam yang Qodim, bukan diciptakan dan bukan makhluk
(sependapat dengan Asy’ariyah).
• Dosa besar, orang mu’min yang
berdosa besar maka dia tidak dihukumi kafir akan tetapi dia tetap mu’min
(sependapat dengan Asy’ariyah).
• Janji dan ancaman:bahwa Tuhan harus
menetapi janjinya terhadap orang yang baik dengan memberikan pahala (surga), dan
memberikan adzab terhadap orang yang mengingkarinya (sependapat dengan
Mu’tazilah).
• Antropomorphisme: bahwa ayat-ayat
yang menggambarkan seolah-olah Tuhan mempunyai bentuk jasmani seperti manusia
harus ditakwilkan dan diberi arti majazi, bukan diartikan secara harfiah, ini
sependapat dengan Mu’tazilah.
Catatan:
• Al-Maturidiyah tidak konsisten pada
pendapat-pendapatnya, walaupun aliran Al-Maturidiyah ahli sunnah wal jama’ah
tapi pemikirannya banyak yang mengikuti Mu’tazilah.
• Al-Maturidiyah dalam memberikan
porsi kepada akal fikiran lebih besar ketimbang Asy’ariyah.
Pebandingan Antara ASY’ARIYAH VS
AL-MATURIDIYAH
• Persamaan:
1. Tuhan
mempunyai sifat, dan dengan sifat-Nya itulah Tuhan mengetahui, jadi Tuhan
mengetahui bukan dengan dzat-Nya..
2.Orang mu’min
yang berdosa besar tetap mu’min, namun karena perbuatannya tersebut dianggap
fasik (imannya berkurang) dan hukumannya terserah pada Tuhan untuk
mengampuninya atau mengadzabnya.
3.Tuhan
bisa dilihat di akhirat oleh orang beriman.
4.Al-Qur’an
bukan makhluk seperti yang dikatakan
oleh Mu’tazilah, tapi kalamullah yang Qadim. Mushafnya makhluk, namun kandungan
Al-Qur’an adalah qadim.
5.Aliran
Asy’ariyah dan Maturidiyah mempunyai tujuan yang sama yaitu lahir untuk
membendung faham aliran Mu’tazilah yang dianggap melenceng dari kebenaran
Islam.
Perbedaan pemikiran Aswaja Asy’ariyah dengan
Al-Maturidiyah
1. Dalam
pengambilan hukum fiqh:
-Asy’ariyah: madzhab Syafi’I,
-Al-Maturidiyah: madzhab Hanafi.
2.Tentang perbuatan
manusia:
-Asy’ariyah:Tuhan yang menciptakan
perbuatan manusia disamping manusia punya kasb / ikhtiar untuk mewujudkan
perbuatannya.
-Al Maturidiyah: manusialah yang meciptakan
perbuatannya sendiri.
•
3.Dalam menggunakan
akal:
-Asy’ariyah menggunakan akal untuk
mengokohkan konsep ketuhanan dalam aqidahnya.
-Al-Maturidiyah seperti halnya Mu’tazilah
bahwa segala sesuatu di takar lewat akal.
4.Kewajiban
mengetahui Tuhan: bagi Asy’ariyah manusia berkewajiban untuk mengetahui
Tuhan melalui wahyu sementara bagi Maturidiyah kewajiban mengetahui Tuhan
melalui akal.
Beda Maturidiyah VS Asy’ariyah:
1.
Maturidiyah: Iman
terdapat dalam hati dan diucapkan dalam perkataan, disempurnakan dengan
perbuatan.
Asy’ariyah: Iman terdapat dalam
hati, diucapkan dengan lisan dan dibuktikan dengan perbuatan.
2. Maturidiyah:
manusia mengetahui Tuhan dengan akal. Sedangkan Asy’ariyah: manusia
mengetahui Tuhan dengan wahyu.
- Maturidiyah: untuk mengetahui baik dan buruk, manusia dituntun oleh akal.
Asy’ariyah: manusia mengetahui baik
dan buruk oleh wahyu.
4. Maturidiyah:
dalam bidang fiqh mengikuti madzhab Hanafi.
Asy’ariyah: dalam bidang fiqh
mengikuti madzhab Syafi’i.
5.
Maturidiyah:
bertempat di Samarkand (sekarang Sovyet)
Asy’ariyah: bertempat di Irak dan Syam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar