Daku...

Aku akan tempuh hari hariku bersama cinta yang utama, Aku ingin mati di jalan ini bersama kemuliaanyang tak terkira,Aku tidak akan menyerah selamanya tidak akan menyerah di jalan-Nya.

Jumat, 15 November 2013

Prinsip Dakwah dalam Islam



Prinsip Dakwah dalam Islam
       1. Kewajiban Berdakwah
  1. Ali Imron:104 :“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru  kepada kebajikan, menyuruh yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Merekalah orang-orang yang beruntung”.
2. An-Nahl:125:“Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan jalan yang baik”.
       Pada kedua ayat tersebut di atas menunjukkan bahwa berdakwah (mengajak manusia untuk menuju jalan Allah) hukumnya wajib, baik wajib ‘ain, wajib kifayah maupun wajib ‘ain bersyarat.
       Hadits:
       Artinya:”Sampaikanlah apa yang kamu terima dari padaku (kepada umat manusia), walaupun satu ayat”  (Natsir, 1988:110). 

2. Metode Dakwah:
       Macam/Bentuk metode dakwah:
   1. Hikmah, mauidzah hasanah dan Mujadalah.
    Metode dakwah yang ditawarkan oleh Surat An-Nahl 125 adalah dengan hikmah kebijaksanaan, dengan pengajaran yang baik (mauidhoh hasanah) dan dengan mujadalah atau perdebatan yang baik pula.
2. Billisan, bilkitabah, bil hal:
       Bil lisan: menyampaikan ajaran Islam dengan ceramah/maidzah hasanah.
       Bil kitabah/bil Qolam/bil pena: menyampaikan ajaran Islam dengan tulisan melalui media massa cetak.
       Bil hal/uswatun hasanah: penyampaian dakwah dengan contoh dan teladan yang baik.
Tahapan Metode Dakwah, dilihat dari skup obyek dakwah:
       Tahapan dalam melakukan dakwah Islam kepada audien ditinjau dari obyek dakwahnya seperti yang dicontohkan oleh Nabi adalah:
1. Keluarga sendiri
    At-Tahrim 6:”Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”.
     Pada ayat di atas menunjukkan bahwa ketika seorang pelaku dakwah akan menyiarkan Islam, maka yang pertama  dan yang utama sebagai penerima dakwah adalah diri pribadinya dan keluarganya.
        
2. Kerabat dekat.
    Dalam QS Asy-Syu’ara 214: ”Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”.
3. Masyarakat Umum
    QS Al-Hijr 94: “Sampaikan olehmu secara terang-terangan apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musyrik”.
Tahapan metode dakwah dilihat dari materi:
       Menyampaikan  amar makruf nahy mungkar.
     Ali Imron 110: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar serta beriman kepada Allah”.
     Metode penyampaian dakwah menurut ayat di atas lebih difokuskan pada amar ma’ruf terlebih dahulu ketimbang nahy mungkarnya. Ini dimaksudkan agar audien tertarik terlebih dahulu dengan ajaran yang terdapat dalam agama Islam, yang memberikan motivasi psikologis untuk mendapatkan pahala ketika seseorang melakukan sesuatu yang ma’ruf (kebaikan).
        
Hadits: materi yang menyenangkan dulu.
       Penjelasan tentang Islam tidak memberatkan dan tidak mempersulit. Ini sebagaimana Nabi memberikan petunjuk kepada sahabat-sahabat ketika akan berdakwah ke Yaman.
   1. ”Berikanlah kabar gembira dan jangan memberi kabar yang menakutkan, mudahkanlah dan jangan mempersulit” (HR. Muslim).
  2. ”Mudahkanlah dan jangan mempersulit,  tebarkanlah kabar yang menggembirakan dan jangan memberikan kabar yang menakutkan, ringankanlah dan jangan memberatkan” (HR. Bukhori).
        
3. Tahapan Metode  berdakwah dengan melihat kemampuan da’i. 
    Artinya:”Barang siapa yang melihat kemungkaran, maka rubahlah kemungkaran tersebut dengan tangannya (kekuasaannya), maka apabila dengan tangannya tidak mampu, rubahlah dengan lisannya, dan apabila tidak mampu pula maka rubahlah dengan hatinya (do’a). Dan demikian itu adalah selemah-lemah iman” HR. Muslim (Hafidh, 1986:176).

3. Sikap Da’i
       Sikap seorang da’i ketika menyampaikan Islam kepada masyarakat hendaklah tidak memaksakan kehendak sebagaimana terdapat dalam QS.Al-Baqoroh 256:    ”Tidak ada paksaan untuk memasuki agama (Islam), sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari yang sesat”.
       Toleran pada agama lain: QS Al-Kafirun : 6
       Satunya perkataan dengan perbuatan.(al-isro’ 32???)

Tidak ada komentar: