Prinsip Dakwah dalam Islam
• 1. Kewajiban Berdakwah
- Ali Imron:104 :“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Merekalah orang-orang yang beruntung”.
2.
An-Nahl:125:“Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan jalan yang baik”.
• Pada kedua ayat tersebut di atas
menunjukkan bahwa berdakwah (mengajak manusia untuk menuju jalan Allah)
hukumnya wajib, baik wajib ‘ain, wajib kifayah maupun wajib ‘ain bersyarat.
• Hadits:
• Artinya:”Sampaikanlah apa yang kamu
terima dari padaku (kepada umat manusia), walaupun satu ayat” (Natsir, 1988:110).
2. Metode Dakwah:
• Macam/Bentuk metode dakwah:
1. Hikmah, mauidzah hasanah dan Mujadalah.
Metode dakwah yang ditawarkan oleh Surat
An-Nahl 125 adalah dengan hikmah kebijaksanaan, dengan pengajaran yang baik
(mauidhoh hasanah) dan dengan mujadalah atau perdebatan yang baik pula.
2.
Billisan, bilkitabah, bil hal:
• Bil lisan: menyampaikan ajaran Islam
dengan ceramah/maidzah hasanah.
• Bil kitabah/bil Qolam/bil pena:
menyampaikan ajaran Islam dengan tulisan melalui media massa cetak.
• Bil hal/uswatun hasanah: penyampaian
dakwah dengan contoh dan teladan yang baik.
Tahapan Metode Dakwah,
dilihat dari skup obyek dakwah:
• Tahapan dalam melakukan dakwah Islam
kepada audien ditinjau dari obyek dakwahnya seperti yang dicontohkan oleh Nabi
adalah:
1. Keluarga
sendiri
At-Tahrim 6:”Jagalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka”.
Pada ayat di atas menunjukkan bahwa ketika
seorang pelaku dakwah akan menyiarkan Islam, maka yang pertama dan yang utama sebagai penerima dakwah adalah
diri pribadinya dan keluarganya.
•
2. Kerabat
dekat.
Dalam QS Asy-Syu’ara 214: ”Dan berilah
peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”.
3.
Masyarakat Umum
QS Al-Hijr 94: “Sampaikan olehmu secara
terang-terangan apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari
orang-orang musyrik”.
Tahapan metode dakwah
dilihat dari materi:
• Menyampaikan amar makruf nahy mungkar.
Ali Imron 110: “Kamu adalah umat yang
terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah
dari yang mungkar serta beriman kepada Allah”.
Metode penyampaian dakwah menurut ayat di
atas lebih difokuskan pada amar ma’ruf terlebih dahulu ketimbang nahy
mungkarnya. Ini dimaksudkan agar audien tertarik terlebih dahulu dengan ajaran
yang terdapat dalam agama Islam, yang memberikan motivasi psikologis untuk
mendapatkan pahala ketika seseorang melakukan sesuatu yang ma’ruf (kebaikan).
•
Hadits:
materi yang menyenangkan dulu.
• Penjelasan tentang Islam tidak
memberatkan dan tidak mempersulit. Ini sebagaimana Nabi memberikan petunjuk
kepada sahabat-sahabat ketika akan berdakwah ke Yaman.
1. ”Berikanlah kabar gembira dan jangan
memberi kabar yang menakutkan, mudahkanlah dan jangan mempersulit” (HR.
Muslim).
2. ”Mudahkanlah dan jangan mempersulit, tebarkanlah kabar yang menggembirakan dan
jangan memberikan kabar yang menakutkan, ringankanlah dan jangan memberatkan”
(HR. Bukhori).
•
3. Tahapan
Metode berdakwah dengan melihat
kemampuan da’i.
Artinya:”Barang siapa yang melihat
kemungkaran, maka rubahlah kemungkaran tersebut dengan tangannya
(kekuasaannya), maka apabila dengan tangannya tidak mampu, rubahlah dengan
lisannya, dan apabila tidak mampu pula maka rubahlah dengan hatinya (do’a). Dan
demikian itu adalah selemah-lemah iman” HR. Muslim (Hafidh, 1986:176).
3. Sikap Da’i
• Sikap seorang da’i ketika
menyampaikan Islam kepada masyarakat hendaklah tidak memaksakan kehendak
sebagaimana terdapat dalam QS.Al-Baqoroh 256:
”Tidak ada paksaan untuk memasuki agama (Islam), sesungguhnya telah
jelas jalan yang benar dari yang sesat”.
• Toleran pada agama lain: QS
Al-Kafirun : 6
• Satunya perkataan dengan perbuatan.(al-isro’
32???)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar