BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok
orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana
sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok
tersebut.Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa
Arab, musyarak.Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan
hubungan-hubungan antar entitas-entitas.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung
satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok
orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.Menurut Syaikh
Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah
masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama.
Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka
berdasarkan kemaslahatan.
Proses pembentukan masyarakat dan perubahan masyarakat menurut
Gerhard Lenski, Karl Marx, Max Weber dan Emile Durkheim mewakili empat sudut
pandang. Gerhard Lenski menjelaskan bagaimana teknologi mengubah masyarakat
sejak 10 ribu tahun yang lalu dan terus berlangsung hingga kini. Karl Marx
menjelaskan bagaimana masyarakat mengalami perubahan akibat konflik cara
produksi ekonomi. Max Weber menjelaskan bagaimana masyarakat terbentuk dan
berubah akibat munculnya gagasan antara masyarakat tradisional (yang dicirikan
kuatnya unsur kekeluargaan) dikontraskan dengan gagasan masyarakat kompleks
(yang dicirikan unsur pemikiran rasional).Emile Durkheim menjelaskan bagaimana
solidaritas sosial yang terbangun baik dalam masyarakat tradisional maupun
modern agar mampu menciptakan hubungan antarstruktur yang harmonis.
B.
Rumusan Masalah
1)
Diskripsi masyarakat salakan
potorono banguntapan bantul
2)
Diskripsi teori fungsional
structural
3)
Analisis dinamika perubahan
masyarakat dengan teori fungsional struktural
BAB II Deskripsi masyarakat
Ø A. Geografis Desa Salakan Potorono Banguntapan Bantul.
Desa Salakan merupakan suatu daerah yang terletak di pinggiran kota
Jogjakarta.Walaupun Salakan merupakaan pedesaan yang jauh dari keramain namun
Desa Salakan bukanlah sebuah desa yang terpencil di eraGlobalisasi ini.Secara
geografis Salakan berada di sebelah timur ,mungkin bisa dikatakan hampir
mendekati perbatasan patuk dengan daerah banguntapan.Agar lebih jelasya akan di
jelaskan melalui peta dibawah ini
Ø B. Karakteristik perubahan
Pohon salak dulu tumbuh di daerah desa potorono,namun karena pohon
salak dipotorono semakin lama semaki habis maka salak-salak itu di pindah
kesalakan pada zaman itu pun yang ada salak hanya desa salakan ,desa-desa lain
hanya ditumbuhi denagn pohon kelapa ,dari peristiwa pindah nya salak ke desa salakan itu maka nama salakan
menjadi sebuah desa disekitar potorono .Kini potorono menjadi tetangga desa
salakan .Itu sejarah singkat kenapa dinamakan desa
salakan.
Desa Salakan pada masa lampau adalah sebuah tanah desa yang sangat
luas dan ditumbuhi banyak pohon-pohon dan bermacam-macam buah yang sangat
lebat.didesa salakan sendiri pada zaman dulu terdapat banyak pohon-pohon salak
dan duren ,walupun ditumbuhi banyak pohon salak namun penduduk desa salakan
tidak bermata pencarian sebagai petani salak.Penduduk salakan bermayoritas
bermata pencarian petani padi,ada juga yang sebagai petani salak dan duren.
Setiap pagi mayoritas penduduk desa salakan pergi kesawah untuk
menanam padi ,cara penanaman pun masih sangat sederhana denagan menggunakan
sapi dan kerbau untuk membajak sawah.Jika kita hidup dizaman itu ,maka kita
akan disuguhi dengan pemandangan yang mungkin sekarang hampir tidak bisa kita
lihat ,yaitu para petani berjalan pada
pagi-pagi buta dengan cangkulnya dan ketika siang tiba para ibu-ibu datang
kesawah untuk mengantarkan makanan.Sedangkan pada masa sekarang ini jarang para
bapak-bapak pergi kesawah pada pagi-pagi buta,meraka pasti lebih mengutamakan
untuk pergi bekerja sebagai karyawan ataupun yang lainnya,para ibu-ibu pun
begitu mereka lebih mementingkan menjadi wanita karier.
Sekitar tahun sebelum 1985 ,Letak rumah para penduduk pun berjauhan
sebab masih sangat jarang rumah-rumah yang ada di desa itu.Untuk pergi kerumah
tetangga pun perlu waktu yang lama agar bisa sampai ketempat tujuan.Rumah satu
dengan yang lainnya terpisahkan dengan pohon salak dan duren.Di desa salakan
ada sebuah daerah yang di sebut dengan tegal,menurut Bapak Jakizun(sumber
informasi) dulu sebelah barat salakan terdapat tegalan(tegalan adalah sebuah
lahan sawah yang sulit dialiri oleh air) maka dari itu sekarang di sebut daerah
tegal,di daerah tegal pun hanya ada dua rumah.Namun tegalan sekarang sudah
tidak ada .
Disalakan terdapat juga sebuah SD yang sekarang dinamakan dengan SD
1 Salakan,menurut sumber info yang akurat SD 1 Salakan itu adalah SD yang
tertua didaerah wilayah banguntapan bantul,SD itu ada sejak pada zaman belanda
masih menjajah Indonesia.SD tersebut dulu memiliki 2 kelas namun karena
didaerah itu hanya ada satu saja sekolahan maka para penduduk desa lainnya juga
bersekolah disitu ,karena tidak cukupnya tempat maka pihak sekolah meminjam
rumah penduduk didaerah salakn kidul untuk di jadikan pondok.Masjid yang ada di
salakn pun menjadi masjid tertuah di daerah tersebut,sekarang masjid dan
sekolah itu masih berdiri utuh menjadi sarana sosial untuk masyarakat di
sekitar
Pada zaman dulu penduduk Salakan bekerja keras untuk membangun
salakan agar lebih maju,mereka setiap hari meluangkan waktu untuk bekerja bakti
bangun desa,kerja keras mereka pun membuah kan hasil ,dengan sudana masyarakat
desa mereka membuat jalan-jalan.Baru pada tahun 1985 kelurahan menghidupkan
listrik secara masal.Desa Salakan pun ada listrik baru tahun 1985.
Kemudian setelah adanya listrik tersebut baru ada pendatang untuk
membangun rumah disalakan,pendatang di daerah wilayah timur desa merasa senang
karena mereka dekat dengan masjid dan jalan.pada zaman itu juga mulailah Desa
Salakan maju sampai sekarang ini.
BAB IIIDeskripsi TEORI
v Teori Struktural Fungsional
Teori fungsionalisme struktural mengutarakan bahwa masyarakat adalah
suatu sistem sosial yang terdiri dari bagian dan struktur-struktur yang saling
berkaitan dan saling membutuhkan keseimbangan, fungsionalisme struktural lebih
mengacu pada keseimbangan.
Teori ini menilai bahwa semua sistem yang ada di dalam masyarakat
pada hakikatnya mempunyai fungsi tersendiri. Suatu struiktur akan berfungsi dan
berpengaruh terhadap struktur yang alin. Maka dalam
hal ini, semua peristiwa pada tingkat tertentu seperti peperangan, bentrok,
bahkan sampai kemiskinan pun mempunyai fungsi tersendiri, dan pada dasarnya
dibutuhkan dalam masyarakat . Pelopor teori ini adalah Robert K. Merton, beliau
berpendapat bahwa obyek analisa sosiologi adalah fakta sosial, seperti proses
sosial, organisasi kelompok, pengendali sosial, dan sebagainya. Suatu pranata
atau sistem tertentu bisa dikatakan fungsional bagi suatu unit sosial tertentu,
dan sebaliknya, suatu institusi juga bisa bersifat disfungsional bagi unit
sosial yang lain.
Penganut teori fungsional ini memandang bahwa segala pranata sosial
yang ada dalam masyarakat itu bersifat fungsional dalam artian positif dan
negatif. Sebagai contoh: lembaga pendidikan, ini berfungsi dan sangat penting
dalam masyarakat, terutama untuk memajukan kualitas pendidikan di negeri ini.
Lembaga pendidikan memberikan pengajaran dan ilmu-lmu pengetahuan untuk para
generasi muda penerus bangsa.Dalam hal ini, lembaga pendidikan bersifat
fungsional, dan manjurus pada artian yang positif.Kemudian perampok, dan pelaku
kriminalitas, pada dasarnya pelaku kriminalitas selain merugikan masyarakat,
juga mempunyai fungsi tersendiri. Bayangkan saja jika tidak ada pelaku
kriminalitas, apa yang akan dikerjakan dan ditangani oleh para polisi? Otomatis
mereka juga tidak mempunyai job untuk menghasilkan tambahan uang.Meskipun bagi
orang yang menjadi korban juga merupakan suatu kerugian tersendiri.Bagitulah
dalam kehidupan masyarakat, memang saling berkesinambungan, mempunyai suatu
akibat dan fungsi-fungsi tersendiri.
Ø Perkembangan Teori Struktural Fungsional
Hingga pertengahan abad, fungsionalisme menjadi teori yang dominan
dalam perspektif sosiologi.Teori fungsional menjadi karya Talcott Parsons dan
Robert Merton dibawah pengaruh tokoh – tokoh yang telah dibahas diatas. Sebagai
ahli teori yang paling mencolok di jamannya, Talcott Parson menimbulkan
kontroversi atas pendekatan fungsionalisme yang ia gulirkan. Parson berhasil
mempertahankan fungsionalisme hingga lebih dari dua setengah abad sejak ia
mempublikasikan The Structure of Social Action pada tahun 1937. Dalam karyanya
ini Parson membangun teori sosiologinya melalui “analytical realism”, maksudnya
adalah teori sosiologi harus menggunakan konsep-konsep tertentu yang memadai
dalam melingkupi dunia luar.
Konsep-konsep ini tidak bertanggungjawab pada fenomena konkrit, tapi
kepada elemen-elemen di dallamnya yang secara analitis dapat dipisahkan dari
elemen-elemen lainnya.Oleh karenanya, teori harus melibatkan perkembangan dari
konsep-konsep yang diringkas dari kenyataan empiric, tentunya dengan segala
keanekaragaman dan kebingungan-kebingungan yang menyertainya. Dengan cara ini,
konsep akan mengisolasi fenomena yang melekat erat pada hubungan kompleks yang
membangun realita sosial. Keunikan realism analitik Parson ini terletak pada
penekanan tentang bagaimana konsep abstrak ini dipakai dalam analisis
sosiologi. Sehingga yang di dapat adalah organisasi konsep dalam bentuk sistem
analisis yang mencakup persoalan dunia tanpa terganggu oleh detail empiris.
Sistem tindakan diperkenalkan parson dengan skema AGILnya yang terkenal. Parson
meyakini bahwa terdapat empat karakteristik terjadinya suatu tindakan, yakni
Adaptation, Goal Atainment, Integration, Latency.
Sistem tindakan hanya akan bertahan jika memeninuhi empat criteria
ini. Dalam karya berikutnya , The Sociasl System, Parson melihat aktor sebagai
orientasi pada situasi dalam istilah motivasi dan nilai-nilai. Terdapay
berberapa macam motivasi, antara lain kognitif, chatectic, dan evaluative.
Terdapat juga nilai-nilai yang bertanggungjawab terhadap sistem sosoial ini, antara
lain nilai kognisi, apresiasi, dan moral. Parson sendiri menyebutnya sebagai
modes of orientation. Unit tindakan olehkarenaya melibatkan motivasi dan
orientasi nilai dan memiliki tujuan umum sebagai konsekuensi kombinasi dari
nilai dan motivasi-motivasi tersebut terhadap seorang aktor.
Karya Parson dengan alat konseptual seperti empat sistem tindakan
mengarah pada tuduhan tentang teori strukturalnya yang tidak dapat menjelaskan
perubahan sosial. Pada tahun 1960, studi tentang evolusi sosial menjadi jawaban
atas kebuntuan Parson akan perubahan sosial dalam bangunan teori strukturalnya.Akhir dari analisis ini adalah visi metafisis yang besar oleh dunia
yang telah menimpa eksistensi manusia.Analisis parson merepresentasikan suatu
usaha untuk mengkategorisasikan dunia kedalam sistem, subsistem,
persyaratan-persyaratan system, generalisasi media dan pertukaran menggunakan
media tersebut.
Analisis ini pada akhirnya
lebih filosofis daripada sosiologis, yakni pada lingkup visi meta teori.
Pembahasan mengenai fungsionalisme Merton diawali pemahaman bahwa pada awalnya
Merton mengkritik beberapa aspek ekstrem dan keteguhan dari structural
fungsionalisme, yang mengantarkan Merton sebagai pendorong fungsionalisme
kearah marxisme. Hal ini berbeda dari sang guru, Talcott Parson mengemukakan
bahwa teorisi structural fungsional sangatlah penting.Parson mendukung
terciptanya teori yang besar dan mencakup seluruhnya sedangkan parson lebih
terbatas dan menengah. Seperti penjelasan singkat sebelumnya, Merton mengkritik
apa yang dilihatnya sebagai tiga postulat dasar analisis fungsional( hal ini
pula seperti yang pernah dikembangkan oleh Malinowski dan Radcliffe brown.
Adapun beberapa postulat tersebut antara lain:
1)
Kesatuan fungsi masyarakat ,
seluruh kepercayaan dan praktik sosial budaya standard bersifat fungsional bagi
masyarakat secara keseluruhan maupun bagi individu dalam masyarakat, hal ini
berarti sistem sosial yang ada pasti menunjukan tingginya level integrasi. Dari
sini Merton berpendapat bahwa, hal ini tidak hanya berlaku pada masyarakat
kecil tetapi generalisasi pada masyarakat yang lebih besar.
2)
Fungsionalisme universal ,
seluruh bentuk dan stuktur sosial memiliki fungsi positif. Hal ini di tentang
oleh Merton, bahwa dalam dunia nyata tidak seluruh struktur , adat istiadat,
gagasan dan keyakinan, serta sebagainya memiliki fungsi positif. Dicontohkan
pula dengan stuktur sosial dengan adat istiadat yang mengatur individu
bertingkah laku kadang-kadang membuat individu tersebut depresi hingga bunuh
diri. Postulat structural fungsional menjadi bertentangan.
3)
Indispensability, aspek
standard masyarakat tidak hany amemiliki fungsi positif namun juga
merespresentasikan bagian bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan. Hal
ini berarti fungsi secara fungsional diperlukan oleh masyarakat. Dalam hal ini
pertentangn Merton pun sama dengan parson bahwaada berbagai alternative
structural dan fungsional yang ada di dalam masyarakat yang tidak dapat
dihindari.
Argumentasi Merton dijelaskan kembali bahwa seluruh postulat yang
dijabarakan tersebut berstandar pada pernyataan non empiris yang didasarakan
sistem teoritik.Merton mengungkap bahwa seharusnya postulat yang ada didasarkan
empiric bukan teoritika.Sudut pandangan Merton bahwa analsisi structural
fungsional memusatkan pada organisasi, kelompok, masyarakat dan kebudayaan,
objek-objek yang dibedah dari structural fungsional harsuslah terpola dan
berlang, merespresentasikan unsure standard.
Awalnya aliran fungsionalis membatasi dirinya dalam mengkaji
makamirakat secara keseluruhan, namun Merton menjelaskan bahwa dapat juga
diterapkan pada organisasi, institusi dan kelompok.Dalam penjelasan ini Merton
memberikan pemikiran tentang the middle range theory.Merton mengemukakan bahwa
para ahli sosiologi harus lebih maju lagi dalam peningkatan kedisiplinan dengan
mengembangkan “teori-teori taraf menengah” daripada teori-teori besar. Teori
taraf menengah itu didefinisikan oleh Merton sebagai : Teori yang terletak di
antara hipotesa kerja yang kecil tetapi perlu, yang berkembang semakin besar
selama penelitian dari hari ke hari, dan usaha yang mencakup semuanya
mengembangkan uato teori terpadu yang akan menjelaskan semua keseragaman yang
diamati dalam perilaku social.
Teori taraf menengah pada prinsipnya digunakan dalam sosiologi untuk
membimbing penelitian empiris. Dia merupakan jembatan penghubung teori umum
mengenai istem social yang terlalu jauh dari kelompok-kelompok perilaku
tertentu, organisasi, ddan perubahan untuk mempertanggungjawabkan apa yang diamati,
dan gambaran terinci secara teratur mengenai hal-hal tertentu yang tidak di
generaliasi sama sekali. Teori sosiologi merupakan kerangka proposisi yang
saling terhubung secara logis dimana kesatuan empiris bisa diperoleh.
The middle range theory adalah teori-teori yang terletak pada minor
tetapi hipotesis kerja mengembangkan penelitian sehari-hari yang menyeluruh dan
keseluruhan upaya sistematis yang inklusif untuk mengembangkan teori yang utuh.
The middle range theory Merton ini memiliki berbagai pemahaman bahwa secara
prinsip digunakan untuk panduan temuan-temuan empiris, merupakan lanjutan dari
teori system social yang terlalu jauh dari penggolongan khusus perilaku social,
organisasi, dan perubahan untuk mencatat apa yang di observasi dan di deskripsikan,
meliputi abstraksi, tetapi ia cukup jelas dengan data yang terobservasi untuk
digabungkan dengan proposisi yang memungkinkan tes empiris dan muncul dari ide
yang sangat sederhana. Dalam hal ini Merton seakan melakukan tarik dan
menyambung, artinya apa yang dia kritik terhadap fungsionalis merupakan jalan
yang dia tempuh untuk menyambung apa yang dia pikirkan. Atau dianalogikan,
Merton mengambil bangunan teori kemudian di benturkan setelah itu dia perbaiki
lagi dengan konseptual yang menurut kami sangat menarik.
Para stuktural fungsional pada awalnya memustakan pada fungsi dalam
struktru dan institusi dalam amsyarakat. Bagi Merton hal ini tidaklah demikian,
karrena dalam menganalis hal itu , para fungsionalis awal cenderung mencampur
adukna motif subjektif individu dengan fungsi stuktur atau institusi. Analisis
fungsi bukan motif individu.Merton sendiri mendefinisikan fungsi sebagai
konsekuensi-konsekuensi yang didasari dan yang menciptakan adaptasi atau
penyesuian, karena selalu ada konsekuensi positif.Tetapi , Merton menambahkan
konsekuensi dalam fakta sosial yang ada tidaklah positif tetapi ada negatifnya.
Dari sini Merton mengembangkan gagasan akan disfungsi.
Ketika struktur dan fungsi dpat memberikan kontribusi pada
terpeliharanya sistem sosial tetapi dapat mengandung konsekuensi negative pada
bagian lain.Hal ini dapat dicontohkan, struktur masyarakat patriarki c
memberkan kontribusi positif bagi kaum laki-laki untuk memegang wewenang dalam
keputusan kemasyarakatan, tetapi hal ini mengandung konsekuensi negative bagi
kaum perempuan karena aspirasi mereka dalam keputusan terbatas. Gagasan non
fungsi pun , dilontarkan oleh Merton. Merton mengemukakan nonfungsi sebagai
konsekuensi tidak relevan bagi sistem tersebut.Dapatkonsekuensi positif dimasa
lalu tapi tidak dimasa sekarang.Tidaklah dapat ditentukan manakah yang lebih
penting fungsi-fungsi positif atau disfungsi. Untuk itu Merton menambahkan
gagasan melalui keseimbangan mapan dan level analisis fungsional.
Dalam penjelasan lebih lanjut , Merton mengemukakan mengenai fungsi
manifest dan fungsi laten.Fungsi manifest adalah fungsi yang dikehendaki, laten
adalah yang tidak dikehendaki.Maka dalam stuktur yang ada, hal-hal yang tidak
relevan juga disfungso laten dipenagruhi secara fungsional dan disfungsional.
Merton menunjukan bahwa suatu struktur disfungsional akan selalu ada. Dalam
teori ini Merton dikritik oleh Colim Campbell, bahwa pembedaan yang dilakukan
Merton dalam fungsi manifest dan laten , menunjukan penjelasan Merton yang
begitu kabur dengan berbagari cara.
Hal ini Merton tidak secara tepat mengintegrasikan teori tindakan
dengan fungsionalisme.Hal ini berimplikasi pada ketidakpasan antara
intersionalitas dengan fungsionalisme structural. Kami rasa dalam hal ini pun
Merton terlalu naïf dalam mengedepankan idealismenya tentang struktur dan
dengan beraninya dia mengemukakan dia beraliran fungsionalis, tapi dia pun
mengkritik akar pemikiran yang mendahuluinya. Tetapi, lebih jauh dari itu
konsepnya mengenai fungsi manifest dan laten telah membuka kekauan bahwa fungsi
selalu berada dalam daftar menu struktur. Merton pun mengungkap bahwa tidak
semua struktur sosial tidak dapat diubah oleh sistem sosial.Tetapi beberapa
sistem sosial dapat dihapuskan.Dengan mengakui bahwa struktur sosia dapat
membuka jalan bagi perubahan sosial.
Analisi Merton tentang hubungan antara kebudayaan, struktur, dan
anomi. Budaya didefinisikan sebagai rangkaian nilai normative teratur yang
mengendalikan perilaku yang sama untuk seluruh anggota masyarakat. Stuktur
sosial didefinisikans ebagai serangkaian hubungan sosial teratur dan
memeprnagaruhi anggota masyarakat atau kelompok tertentu dengan cara lain.
Anomi terjadi jika ketika terdapat disjungsi ketat antara norma-norma dan
tujuan cultural yang terstruktur secara sosial dengan anggota kelompok untuk
bertindak menurut norma dan tujuan tersebut. Posisi mereka dalam struktur
makamirakat beberapa orang tidak mampu bertindakm menurut norma-norma normative
.kebudayaan menghendaki adanya beberapa jenis perilaku yang dicegah oleh
struktur sosial. Merton menghubungkan anomi dengan penyimpangan dan dengan
demikian disjungsi antara kebudayan dnegan struktur akan melahirkan konsekuensi
disfungsional yakni penyimpangan dalam masyarakat.
Anomi Merton memang sikap kirits tentang stratifikasi sosial, hal
ini mengindikasikan bahwa teori structural fungsionalisme ini aharus lebih
kritis dengan stratifikasi sosialnya.Bahwa sturktur makamirakat yangselalu
berstratifikasi dan masing-masing memiliki fungsi yang selama ini diyakini para
fungsionalis, menurut dapat mengindikasikan disfungsi dan anomi. Dalam hal ini
kami setuju dengan Merton,dalam sensory experiences yang pernah kami dapatkan,
dimana ada keteraturan maka harus siap deng ketidakteraturan, dalam struktur
yang teratur, kedinamisan terus berjalan tidak pada status di dalamnya tapi
kaitan dalama peran. Anomi atau disfungsi cenderung hadir dipahami ketika peran
dalam struktu berdasarkan status tidak dijalankan akibat berbagai factor.
Apapun alasannya anomi dalam struktur apalagi yang kaku akan cenderung lebih
besar.
Dari sini, Merton tidak berhenti dengan deskripsi tentang struktur ,
akan tetapi terus membawa kepribadian sebagai produk organisasi struktur
tersebut. Pengaruh lembaga atau struktur terhadap perilaku seseorang adalah
merupakan tema yang merasuk ke dalam karya Merton, lalu tema ini selalu
diilustrasikan oleh Merton yaitu the Self Fullfilling Prophecy serta dalam buku
Sosial structure And Anomie. Disini Merton berusaha menunjukkan bagaimana
struktur sosial memberikan tekanan yang jelas pada orang-orang tertentu yang
ada dalam masyarakat sehingga mereka lebih , menunjukkan kelakuan non konformis
ketimbang konformis. Menurut Merton, anomie tidak akan muncul sejauh
masyarakkat menyediakan sarana kelembagaan untuk mencapai tujuan-tujuan kultur
tersebut.
Dari berbagai penajabaran yang ada Pemahaman Merton membawa pada
tantangan untuk mengkonfirmasi segala pemikiran yang telah ada. Hal ini
terbukti dengan munculnya fungsionalisme gaya baru yang lebih jauh berbeda
dengan apa yang pemikiran Merton. Inilah bukti kedinamisan ilmu pengetahuan,
tak pelak dalam struktural fungsionalisme.
BAB IV. ANALISA KASUS
|
PERGESERAN EKONOMI
|
|
|
|
PADA MASA DULU(AGRARIS)
|
PADA MASA SEKARANG(FORMAL)
|
1. Penduduk desa bekerja sebagai petani.
2.
Rumah-rumah
masih sederhana dan letaknay masih erjauhan.(ekonominya masuh sulit).
3.
Tidak
ada jalan raya dan listrik,sehingga membatasi ruang lingkup kerja mereka.
4.
Belum
ada proyek-proyek perumahan dan jalan sehingga masih banyak lahan kosong
untuk pertanian.
|
1.
Sekarang
ada juga yang menjadi petani namun mayoritas bekerja sebagai
karyawan,dosen,dokter,guru dll.
|
2. Rumah-rumah sudah mewah layak untuk di huni dan
letak nya pun berdekatan(karena ekonominya sudah tercukupi).
3. Sudah banyak jalan raya dan listrik sehinga mereka
bisa bekerja dengan layak dengan segala prasarana nya.
4.
Sudah
ada proyek perumahan dan jalan raya sehingga lahan-lahan mereka dijual untuk
proyek itu dan mereka pun kehilangan mata pencarian sebagai petani dan ber
alih menjadi karyawan biasa.
|
|
|
|
|
|
Dari table diatas sangat terlihat pergeseran ekonomi dari masa dulu
hingga sekarang.Penyebab perubahan dari agraris ke formal itu karena tutan
waktu,masyarakat harus menyesuaikan diri seiring kemajuan teknologi yang
berkembang pesat agar tidak menjadi desa terpencil dan desa yang tidak
mengalami kemajuan.Pada dasar nya masyarakat seperti di desa salakan itu sangat
mengalami perubahan yang sangat pesat dalam segala bidang namun kelompk kami
mengkaji dari salah satu perubahan itu yaitu tentang ekonomi.perubahan yang lain
nya terdapat dalam bidang hukum,pendidikan.
Mata pencarian mereka yang dulu sebagai petani ,mungkin kini
tergantikan denagn karyawan biasa itu disebabkan lahan-lahan pertanian merka
kini telah beralih fungsi sebagai jalan raya ,pertokon,perumahan dan lain
sebagiannya.Dari segala perubaha yang terjadi
itu ,kelompok kami berpendapat bahwa akan ada dampak positif dan
negative yang akan terjadi mungkin di masa sekarang dan bisa juga dimasa yang
akan datang.
BAB V.
Kesimpulan
Perubahan yang terjadi di
masyrakat salakan merupakan fenomena social.Dalam teori fungsional structural
di sebutkan bahwa masyarakat adalah suatu sistem sosial yang terdiri dari
bagian dan struktur-struktur yang saling berkaitan dan saling membutuhkan
keseimbangan, fungsionalisme struktural lebih mengacu pada
keseimbangan.Masyarakat pada dasarnya ingin menyesuaikan keadaan yang ada di
sekitar dan masyarakat melakukan adaptasi ,untuk mencapai proses
keseimbanagn.seperti masyarakat yang ada di salakan ,mereka ingin sesuai dengan
perkembangan zaman pada sekarang ini.
Dalam perubahan ekonomi yang
terjadi di masyarakat salakan itu akan mengalami beberapa dampak atau pengaruh
positif dan negative bagi warga itu sendiri.Dampak-dampak itu akan dirasakan
secara cepat atau pun lambat.Segala perubahan yang dilakukan akan menghasilkan
sesuatu yang baik dan buruk untuk masa lalu dan masa yang akan datang.
Salah satu dampak positifnya
adalah terjadi perubahan ekonomi yang sangat pesat sehingga masyarakat salakan
sekarang menjadi desa yang sejahtera dan lebih maju dalam segala bidang
terutama bidang ekonomi.Dampak lainnya, pola pikir masyarakat nya lebih maju
dan modern sehingga masyarakat
menggunakan alat-alat yang lebih modern .
Dampak negative dari perubahn
ekonomi itu adalah menyebabkan lahan-lahan kosong yang dulu diguanakan untuk
menanam padi dan lahan-lahan yang di tumbuhi pohon-pohon salak dan duren
sekarang menjadi beralaih fuangsi menjadi perumahan,jalan raya ,pertokoan dan
lain sebagainya.KIni tidak ada lagi dijaumpai pepohonan yang hijau dan rindang,
yang ada hanya rumah-rumah pendatang baru yang menempati lahan yang dulunya
adalah untuk pohon-pohon ridang.Dan sekarang pun di desa salakan tinggal
beberapa pohon yang masih ada.
DAFTAR PUSTAKA
SUMBER lainnya dari penduduk yang tinggal di desa salakan(bapak
jakzun,simbah wasir nuri)