Daku...

Aku akan tempuh hari hariku bersama cinta yang utama, Aku ingin mati di jalan ini bersama kemuliaanyang tak terkira,Aku tidak akan menyerah selamanya tidak akan menyerah di jalan-Nya.

Senin, 20 Januari 2014

DESKRIPSI DARI FILM LARI DARI BELORA



NAMA : MUHAMMAD IFAN FIRMANSYAH
NIM: 12250028
KELAS: IKS C
MAKUL: SOSIOLOGI KESEJAHTERAAN SOSIAL


Ketika itu disebuah penjara yang dimana para tahanan penjara itu di suruh kerja bakti, para petugas kepolisian yang menjaga penjara tersebut sibuk dengan pekerjaanya.
Cintya, aktivis LSM Amerika, melakukan penelitian tentang masyarakat Samin. Samin adalah komunitas yang mendiami sejumlah kawasan di daerah antara Kabupaten Pati dan Blora, Jawa Tengah., budaya samin sangatlah unik Karena disatu sisi budaya ini sangatlah menjunjung tinggi nilai-nilai keagaman dan social tetapi disisi lain budaya ini juga menghilangkan sebagian dari nilai-nilai agama dan sosial itu sendiri. Misalnya mereka diajarkan untuk tidak menggangu orang lain, tidak suka bertengkar, tidak irihati, tidak suka mengambil milik orang lain,dan menghormati orang yang sedang berbicara. Disamping itu, masyarakat samin diajarkan untuk tidak bersekolah, membayar pajak, dan mereka tidak mengenal hukum perkawinan, dilarang berdagang tetapi bertani, dan menolak kapitalisme,bahwa masyarakat samin hidup dengan budaya eksklusif dan cendrung menghindari orang luar. Ajaran yang ada di masyarakat Samin berkembang mejadi gerakan batin yang menentang segala formalitas termasuk lembaga sekolah dan pernikahan, pembayaran pajak, administrasi negara dan hal lainnya.
Orang Samin lebih mengutamakan keharmonisan hidup dan keselarasan dengan alam. Mereka percaya bahwa alam bisa membuat mereka hidup. Mereka juga tidak pernah menikah melalui kantor urusan agama (KUA) atau catatan cipil lainnya tetapi jarang sekali terjadi perceraian dalam rumah tangga yang telah mereka bangun. Itu sebabnya mengapa mereka tidak ingin ketika ada seseorang atau kelompoks yang ingin mengubah gaya hidup mereka karena mereka mempunyai alasan tersendiri.
. Mereka hanya mementingkan sekolah kehidupan, budi pekerti, dan kerja halal tanpa perlu sekolah formal sehingga semuanya buta huruf. Sehingga masyarakat Samin terkessan sangatlah lugu dan terbelakang. Sungguh tidak adil bagi masyarakat Samin dianggap terbelakang hanya karena tidak pernah mengeyam pendidikan formal dan belum mengizinkan anak-anak mereka untuk bersekolah. Karena wong Samin mempunyai alasan tersendiri mengenai mengapa mereka tidak mengizinkan anak-anaknya bersekolah.
 Pada suatu saat bersamaan dua penjahat kelas teri, Bongkeng  dan Sudrun , kabur dari penjara Blora dan memilih desa masyarakat Samin untuk sebagai tempat persembunyian. Di desa itu, Ramadian, guru, berusaha menyekolahkan anak-anak Samin. Usaha ini ditentang Pak Lurah yang berprinsip: menjadikan masyarakat Samin sebagai cagar budaya agar unik, dan menarik perhatian berbagai pihak dan mendapat dana bantuan. Terjadi hubungan kepentingan antara Ramadian dan Cintya, hingga membuat cemburu Hasanah, guru di sekolah yang sama dengan Ramadian. Ada juga kisah cinta remaja lain: Heru dan Wati. Konflik antara Ramadian dan Pak Lurah menajam, ditambah lagi munculnya intel yang menilai desa itu jadi sarang pelarian. Mereka mencurigai tetua desa, Simbah , dan warga Samin melindungi pelarian, di samping dicurigai sebagai aliran sesat. Tersebar berita bahwa Samin jadi sarang penjahat, berpotensi jadi sarang teroris, serta ladang kegiatan aktivitias LSM asing dan lokal. Akhirnya, sebuah operasi keamanan digelar.


TEORI PERGESERAN NILAI DARI FILM TERSEBUT
Sedangkan menurut nilai pergeseran dalam sebuah film itu yaitu ketika adat istiadat sebuah tempat yan masih bawaan dari nenek moyang, kemudian pada suatu hari datanglah orang lain kemudian merubah atau menjadikan ketidak berlakunya adat atau kultur tempat tersebut.

MENGENAI TEORI SOSIOLOGI
·         Teori adalah sarana pokok untuk menyatakan hubungan sisitematik dalam gejala sosial maupun natural yang ingin diteliti. Teori merupakan abstraksi dari pengertian atau hubungan dari proposi atau detail. Menurut kerlinger (1973) teori adalah sebuah set konsep atau construct yang berhubungan satu dengan yang lainya, satu set dari proporsi yang mengandung suatu pandangan sisitematis dari fenomena. (Nazir,metode penelitian,ghalia Indonesia hal 21-22).
·         Teori adalah sekumpulan konsep,definisi,dan proposisi yang saling berkaitan yang menghadirkan suatu tinjauan secara sisitematis atas fenomena yang ada dengan menunjukan secara spesifik hubungan-hubungan diantara variabel-variabel yang terkait dalam fenonema,dengan tujuan memberikan eksplanasi dan prediksi atas fenonema tersebut.( Zamroni,pengantar pengembanga teori social,tiara wacana,hal1-2).

PENGANALISIS MENGENAI KASUS TERSEBUT
Kebudayaan yang ada di desa Samin merupakan kebudayaan yang dibawa oleh seorang tokoh yang bernama Samin Surosendiko, melalui ajaran kebatinan yang disebarkannya mulai dari Blora sampai keseluruh Indonesia. Inti ajarannya adalah menolak semua kebijakan Hindia-Belanda melalui aksi pembangkangan, yang menolak seluruh hukum formal. Kemudian setelah Samin meninggal, maka ajarannya diteruskan dan dilestarikan oleh para Saminisme. Hal ini sesuai dengan inti dari pengertian  kebudayaan, yaitu hasil dari akal dan pikiran manuasia yang kemudian dilestarikan secara turun menurun.
Selain itu, di dalam film ini juga terdapat nilai-nilai tujuan yang sama dengan tujuan dari adanya Ilmu Budaya Dasar, yaitu:
1.   Agar kita dapat saling menghormati dan menjunjung tinggi kebudayaan kita sendiri maupun kebudayaan dari daerah lain.
Hal ini dapat diketahui dari sikap Pak Lurah yang selalu ingin melindungi dan menjunjung tinggi kebudayaan Samin.

2.   Agar kita dapat mengembangkan kebudayaan bangsa.
Hal ini dapat diketahui dari usaha dan keinginan Ramadian untuk memajukan masyarakat Samin melalui pendidikan.
Sikap Pak Lurah yang selalu menghalangi Ramadian untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak Samin adalah dengan tujuan mengorisinilkan kebudayaan yang ada di Samin. Hal ini merupakan contoh sikap cinta terhadap kebudayaan. Hubungan dan sikap antara Ramadian dan Cintya, serta Si Mbah kepada para narapidana yang kabur merupakan contoh dari cinta persaudaraan, dimana hal ini diwujudkan dalam tingkah laku dan perbuatan sebagai sesama makhluk Tuhan. Seadangkan sikap dan hubungan antara Ramadian dan Hasanah merupakan perwujudan dari cinta dan kasih sayang terhadap lain jenis.
Ayah Hasanah yang berpangkat sebagai Pak Camat, dia sangat mencintai para warganya dan juga anaknya sendiri. Hasanah sebagai anakpun, selalu mematuhi apa yang dikatakan oleh ayahnya. Dalam kasus ini terdapat contoh dari cinta seorang ayah kepada ayahnya, dan anak kepada ayahnya. Ramadian yang mencintai negara dan bangsanya terus berupaya untuk mencerdaskan anak-anak yang tinggal di desa Samin.

KESIMPULAN  ANALISIS KASUS
            Lari dari Bora merupakan sebuah film yang disusun dalam alur yang baik. Yang dimana  film ini dapat memberi apresiasi tentang sebuah film Indonesia, tentang budaya Indonesia yang diambil dari sudut pandang budaya Indonesia.
Sikap Pak Lurah yang ingin melindungi keorisinilan kebudayaan Samin, merupakan hal yang benar, karena sebuah kebudayaan memang harus terus dilestarikan karena merupakan cirikhas dari daerah kebudayaan itu berada. Sikap Pak Lurah yang salah adalah dengan membiarkan anak-anak desa Samin tersebut menjadi korban kebodohan dan keterbelakangan. Sedangkan usaha dan niat Ramadian untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak Samin yang bertujuan bertujuan untuk mencerdaskan anak bangsa.
           

Makalah; Geografis Desa Salakan Potorono Banguntapan Bantul.



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak.Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
Proses pembentukan masyarakat dan perubahan masyarakat menurut Gerhard Lenski, Karl Marx, Max Weber dan Emile Durkheim mewakili empat sudut pandang. Gerhard Lenski menjelaskan bagaimana teknologi mengubah masyarakat sejak 10 ribu tahun yang lalu dan terus berlangsung hingga kini. Karl Marx menjelaskan bagaimana masyarakat mengalami perubahan akibat konflik cara produksi ekonomi. Max Weber menjelaskan bagaimana masyarakat terbentuk dan berubah akibat munculnya gagasan antara masyarakat tradisional (yang dicirikan kuatnya unsur kekeluargaan) dikontraskan dengan gagasan masyarakat kompleks (yang dicirikan unsur pemikiran rasional).Emile Durkheim menjelaskan bagaimana solidaritas sosial yang terbangun baik dalam masyarakat tradisional maupun modern agar mampu menciptakan hubungan antarstruktur yang harmonis.


B.      Rumusan Masalah

1)      Diskripsi masyarakat salakan potorono banguntapan bantul
2)      Diskripsi teori fungsional structural
3)      Analisis dinamika perubahan masyarakat dengan teori fungsional struktural

BAB II Deskripsi masyarakat
Ø  A. Geografis Desa Salakan Potorono Banguntapan Bantul.
Desa Salakan merupakan suatu daerah yang terletak di pinggiran kota Jogjakarta.Walaupun Salakan merupakaan pedesaan yang jauh dari keramain namun Desa Salakan bukanlah sebuah desa yang terpencil di eraGlobalisasi ini.Secara geografis Salakan berada di sebelah timur ,mungkin bisa dikatakan hampir mendekati perbatasan patuk dengan daerah banguntapan.Agar lebih jelasya akan di jelaskan melalui peta dibawah ini




















Ø  B. Karakteristik perubahan
Pohon salak dulu tumbuh di daerah desa potorono,namun karena pohon salak dipotorono semakin lama semaki habis maka salak-salak itu di pindah kesalakan pada zaman itu pun yang ada salak hanya desa salakan ,desa-desa lain hanya ditumbuhi denagn pohon kelapa ,dari peristiwa pindah nya  salak ke desa salakan itu maka nama salakan menjadi sebuah desa disekitar potorono .Kini potorono menjadi tetangga desa salakan .Itu sejarah singkat kenapa dinamakan desa salakan.
Desa Salakan pada masa lampau adalah sebuah tanah desa yang sangat luas dan ditumbuhi banyak pohon-pohon dan bermacam-macam buah yang sangat lebat.didesa salakan sendiri pada zaman dulu terdapat banyak pohon-pohon salak dan duren ,walupun ditumbuhi banyak pohon salak namun penduduk desa salakan tidak bermata pencarian sebagai petani salak.Penduduk salakan bermayoritas bermata pencarian petani padi,ada juga yang sebagai petani salak dan duren.
Setiap pagi mayoritas penduduk desa salakan pergi kesawah untuk menanam padi ,cara penanaman pun masih sangat sederhana denagan menggunakan sapi dan kerbau untuk membajak sawah.Jika kita hidup dizaman itu ,maka kita akan disuguhi dengan pemandangan yang mungkin sekarang hampir tidak bisa kita lihat ,yaitu para petani berjalan  pada pagi-pagi buta dengan cangkulnya dan ketika siang tiba para ibu-ibu datang kesawah untuk mengantarkan makanan.Sedangkan pada masa sekarang ini jarang para bapak-bapak pergi kesawah pada pagi-pagi buta,meraka pasti lebih mengutamakan untuk pergi bekerja sebagai karyawan ataupun yang lainnya,para ibu-ibu pun begitu mereka lebih mementingkan menjadi wanita karier.
Sekitar tahun sebelum 1985 ,Letak rumah para penduduk pun berjauhan sebab masih sangat jarang rumah-rumah yang ada di desa itu.Untuk pergi kerumah tetangga pun perlu waktu yang lama agar bisa sampai ketempat tujuan.Rumah satu dengan yang lainnya terpisahkan dengan pohon salak dan duren.Di desa salakan ada sebuah daerah yang di sebut dengan tegal,menurut Bapak Jakizun(sumber informasi) dulu sebelah barat salakan terdapat tegalan(tegalan adalah sebuah lahan sawah yang sulit dialiri oleh air) maka dari itu sekarang di sebut daerah tegal,di daerah tegal pun hanya ada dua rumah.Namun tegalan sekarang sudah tidak ada .
Disalakan terdapat juga sebuah SD yang sekarang dinamakan dengan SD 1 Salakan,menurut sumber info yang akurat SD 1 Salakan itu adalah SD yang tertua didaerah wilayah banguntapan bantul,SD itu ada sejak pada zaman belanda masih menjajah Indonesia.SD tersebut dulu memiliki 2 kelas namun karena didaerah itu hanya ada satu saja sekolahan maka para penduduk desa lainnya juga bersekolah disitu ,karena tidak cukupnya tempat maka pihak sekolah meminjam rumah penduduk didaerah salakn kidul untuk di jadikan pondok.Masjid yang ada di salakn pun menjadi masjid tertuah di daerah tersebut,sekarang masjid dan sekolah itu masih berdiri utuh menjadi sarana sosial untuk masyarakat di sekitar
Pada zaman dulu penduduk Salakan bekerja keras untuk membangun salakan agar lebih maju,mereka setiap hari meluangkan waktu untuk bekerja bakti bangun desa,kerja keras mereka pun membuah kan hasil ,dengan sudana masyarakat desa mereka membuat jalan-jalan.Baru pada tahun 1985 kelurahan menghidupkan listrik secara masal.Desa Salakan pun ada listrik baru tahun 1985.
Kemudian setelah adanya listrik tersebut baru ada pendatang untuk membangun rumah disalakan,pendatang di daerah wilayah timur desa merasa senang karena mereka dekat dengan masjid dan jalan.pada zaman itu juga mulailah Desa Salakan maju sampai sekarang ini.












BAB IIIDeskripsi TEORI
v Teori Struktural Fungsional
Teori fungsionalisme struktural mengutarakan bahwa masyarakat adalah suatu sistem sosial yang terdiri dari bagian dan struktur-struktur yang saling berkaitan dan saling membutuhkan keseimbangan, fungsionalisme struktural lebih mengacu pada keseimbangan.
Teori ini menilai bahwa semua sistem yang ada di dalam masyarakat pada hakikatnya mempunyai fungsi tersendiri. Suatu struiktur akan berfungsi dan berpengaruh terhadap struktur yang alin. Maka dalam hal ini, semua peristiwa pada tingkat tertentu seperti peperangan, bentrok, bahkan sampai kemiskinan pun mempunyai fungsi tersendiri, dan pada dasarnya dibutuhkan dalam masyarakat . Pelopor teori ini adalah Robert K. Merton, beliau berpendapat bahwa obyek analisa sosiologi adalah fakta sosial, seperti proses sosial, organisasi kelompok, pengendali sosial, dan sebagainya. Suatu pranata atau sistem tertentu bisa dikatakan fungsional bagi suatu unit sosial tertentu, dan sebaliknya, suatu institusi juga bisa bersifat disfungsional bagi unit sosial yang lain.
Penganut teori fungsional ini memandang bahwa segala pranata sosial yang ada dalam masyarakat itu bersifat fungsional dalam artian positif dan negatif. Sebagai contoh: lembaga pendidikan, ini berfungsi dan sangat penting dalam masyarakat, terutama untuk memajukan kualitas pendidikan di negeri ini. Lembaga pendidikan memberikan pengajaran dan ilmu-lmu pengetahuan untuk para generasi muda penerus bangsa.Dalam hal ini, lembaga pendidikan bersifat fungsional, dan manjurus pada artian yang positif.Kemudian perampok, dan pelaku kriminalitas, pada dasarnya pelaku kriminalitas selain merugikan masyarakat, juga mempunyai fungsi tersendiri. Bayangkan saja jika tidak ada pelaku kriminalitas, apa yang akan dikerjakan dan ditangani oleh para polisi? Otomatis mereka juga tidak mempunyai job untuk menghasilkan tambahan uang.Meskipun bagi orang yang menjadi korban juga merupakan suatu kerugian tersendiri.Bagitulah dalam kehidupan masyarakat, memang saling berkesinambungan, mempunyai suatu akibat dan fungsi-fungsi tersendiri.
Ø  Perkembangan Teori Struktural Fungsional
Hingga pertengahan abad, fungsionalisme menjadi teori yang dominan dalam perspektif sosiologi.Teori fungsional menjadi karya Talcott Parsons dan Robert Merton dibawah pengaruh tokoh – tokoh yang telah dibahas diatas. Sebagai ahli teori yang paling mencolok di jamannya, Talcott Parson menimbulkan kontroversi atas pendekatan fungsionalisme yang ia gulirkan. Parson berhasil mempertahankan fungsionalisme hingga lebih dari dua setengah abad sejak ia mempublikasikan The Structure of Social Action pada tahun 1937. Dalam karyanya ini Parson membangun teori sosiologinya melalui “analytical realism”, maksudnya adalah teori sosiologi harus menggunakan konsep-konsep tertentu yang memadai dalam melingkupi dunia luar.
Konsep-konsep ini tidak bertanggungjawab pada fenomena konkrit, tapi kepada elemen-elemen di dallamnya yang secara analitis dapat dipisahkan dari elemen-elemen lainnya.Oleh karenanya, teori harus melibatkan perkembangan dari konsep-konsep yang diringkas dari kenyataan empiric, tentunya dengan segala keanekaragaman dan kebingungan-kebingungan yang menyertainya. Dengan cara ini, konsep akan mengisolasi fenomena yang melekat erat pada hubungan kompleks yang membangun realita sosial. Keunikan realism analitik Parson ini terletak pada penekanan tentang bagaimana konsep abstrak ini dipakai dalam analisis sosiologi. Sehingga yang di dapat adalah organisasi konsep dalam bentuk sistem analisis yang mencakup persoalan dunia tanpa terganggu oleh detail empiris. Sistem tindakan diperkenalkan parson dengan skema AGILnya yang terkenal. Parson meyakini bahwa terdapat empat karakteristik terjadinya suatu tindakan, yakni Adaptation, Goal Atainment, Integration, Latency.
Sistem tindakan hanya akan bertahan jika memeninuhi empat criteria ini. Dalam karya berikutnya , The Sociasl System, Parson melihat aktor sebagai orientasi pada situasi dalam istilah motivasi dan nilai-nilai. Terdapay berberapa macam motivasi, antara lain kognitif, chatectic, dan evaluative. Terdapat juga nilai-nilai yang bertanggungjawab terhadap sistem sosoial ini, antara lain nilai kognisi, apresiasi, dan moral. Parson sendiri menyebutnya sebagai modes of orientation. Unit tindakan olehkarenaya melibatkan motivasi dan orientasi nilai dan memiliki tujuan umum sebagai konsekuensi kombinasi dari nilai dan motivasi-motivasi tersebut terhadap seorang aktor.
Karya Parson dengan alat konseptual seperti empat sistem tindakan mengarah pada tuduhan tentang teori strukturalnya yang tidak dapat menjelaskan perubahan sosial. Pada tahun 1960, studi tentang evolusi sosial menjadi jawaban atas kebuntuan Parson akan perubahan sosial dalam bangunan teori strukturalnya.Akhir dari analisis ini adalah visi metafisis yang besar oleh dunia yang telah menimpa eksistensi manusia.Analisis parson merepresentasikan suatu usaha untuk mengkategorisasikan dunia kedalam sistem, subsistem, persyaratan-persyaratan system, generalisasi media dan pertukaran menggunakan media tersebut.
 Analisis ini pada akhirnya lebih filosofis daripada sosiologis, yakni pada lingkup visi meta teori. Pembahasan mengenai fungsionalisme Merton diawali pemahaman bahwa pada awalnya Merton mengkritik beberapa aspek ekstrem dan keteguhan dari structural fungsionalisme, yang mengantarkan Merton sebagai pendorong fungsionalisme kearah marxisme. Hal ini berbeda dari sang guru, Talcott Parson mengemukakan bahwa teorisi structural fungsional sangatlah penting.Parson mendukung terciptanya teori yang besar dan mencakup seluruhnya sedangkan parson lebih terbatas dan menengah. Seperti penjelasan singkat sebelumnya, Merton mengkritik apa yang dilihatnya sebagai tiga postulat dasar analisis fungsional( hal ini pula seperti yang pernah dikembangkan oleh Malinowski dan Radcliffe brown. Adapun beberapa postulat tersebut antara lain:
1)      Kesatuan fungsi masyarakat , seluruh kepercayaan dan praktik sosial budaya standard bersifat fungsional bagi masyarakat secara keseluruhan maupun bagi individu dalam masyarakat, hal ini berarti sistem sosial yang ada pasti menunjukan tingginya level integrasi. Dari sini Merton berpendapat bahwa, hal ini tidak hanya berlaku pada masyarakat kecil tetapi generalisasi pada masyarakat yang lebih besar.
2)      Fungsionalisme universal , seluruh bentuk dan stuktur sosial memiliki fungsi positif. Hal ini di tentang oleh Merton, bahwa dalam dunia nyata tidak seluruh struktur , adat istiadat, gagasan dan keyakinan, serta sebagainya memiliki fungsi positif. Dicontohkan pula dengan stuktur sosial dengan adat istiadat yang mengatur individu bertingkah laku kadang-kadang membuat individu tersebut depresi hingga bunuh diri. Postulat structural fungsional menjadi bertentangan.
3)      Indispensability, aspek standard masyarakat tidak hany amemiliki fungsi positif namun juga merespresentasikan bagian bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan. Hal ini berarti fungsi secara fungsional diperlukan oleh masyarakat. Dalam hal ini pertentangn Merton pun sama dengan parson bahwaada berbagai alternative structural dan fungsional yang ada di dalam masyarakat yang tidak dapat dihindari.

Argumentasi Merton dijelaskan kembali bahwa seluruh postulat yang dijabarakan tersebut berstandar pada pernyataan non empiris yang didasarakan sistem teoritik.Merton mengungkap bahwa seharusnya postulat yang ada didasarkan empiric bukan teoritika.Sudut pandangan Merton bahwa analsisi structural fungsional memusatkan pada organisasi, kelompok, masyarakat dan kebudayaan, objek-objek yang dibedah dari structural fungsional harsuslah terpola dan berlang, merespresentasikan unsure standard.
Awalnya aliran fungsionalis membatasi dirinya dalam mengkaji makamirakat secara keseluruhan, namun Merton menjelaskan bahwa dapat juga diterapkan pada organisasi, institusi dan kelompok.Dalam penjelasan ini Merton memberikan pemikiran tentang the middle range theory.Merton mengemukakan bahwa para ahli sosiologi harus lebih maju lagi dalam peningkatan kedisiplinan dengan mengembangkan “teori-teori taraf menengah” daripada teori-teori besar. Teori taraf menengah itu didefinisikan oleh Merton sebagai : Teori yang terletak di antara hipotesa kerja yang kecil tetapi perlu, yang berkembang semakin besar selama penelitian dari hari ke hari, dan usaha yang mencakup semuanya mengembangkan uato teori terpadu yang akan menjelaskan semua keseragaman yang diamati dalam perilaku social.
Teori taraf menengah pada prinsipnya digunakan dalam sosiologi untuk membimbing penelitian empiris. Dia merupakan jembatan penghubung teori umum mengenai istem social yang terlalu jauh dari kelompok-kelompok perilaku tertentu, organisasi, ddan perubahan untuk mempertanggungjawabkan apa yang diamati, dan gambaran terinci secara teratur mengenai hal-hal tertentu yang tidak di generaliasi sama sekali. Teori sosiologi merupakan kerangka proposisi yang saling terhubung secara logis dimana kesatuan empiris bisa diperoleh.
The middle range theory adalah teori-teori yang terletak pada minor tetapi hipotesis kerja mengembangkan penelitian sehari-hari yang menyeluruh dan keseluruhan upaya sistematis yang inklusif untuk mengembangkan teori yang utuh. The middle range theory Merton ini memiliki berbagai pemahaman bahwa secara prinsip digunakan untuk panduan temuan-temuan empiris, merupakan lanjutan dari teori system social yang terlalu jauh dari penggolongan khusus perilaku social, organisasi, dan perubahan untuk mencatat apa yang di observasi dan di deskripsikan, meliputi abstraksi, tetapi ia cukup jelas dengan data yang terobservasi untuk digabungkan dengan proposisi yang memungkinkan tes empiris dan muncul dari ide yang sangat sederhana. Dalam hal ini Merton seakan melakukan tarik dan menyambung, artinya apa yang dia kritik terhadap fungsionalis merupakan jalan yang dia tempuh untuk menyambung apa yang dia pikirkan. Atau dianalogikan, Merton mengambil bangunan teori kemudian di benturkan setelah itu dia perbaiki lagi dengan konseptual yang menurut kami sangat menarik.

Para stuktural fungsional pada awalnya memustakan pada fungsi dalam struktru dan institusi dalam amsyarakat. Bagi Merton hal ini tidaklah demikian, karrena dalam menganalis hal itu , para fungsionalis awal cenderung mencampur adukna motif subjektif individu dengan fungsi stuktur atau institusi. Analisis fungsi bukan motif individu.Merton sendiri mendefinisikan fungsi sebagai konsekuensi-konsekuensi yang didasari dan yang menciptakan adaptasi atau penyesuian, karena selalu ada konsekuensi positif.Tetapi , Merton menambahkan konsekuensi dalam fakta sosial yang ada tidaklah positif tetapi ada negatifnya. Dari sini Merton mengembangkan gagasan akan disfungsi.
Ketika struktur dan fungsi dpat memberikan kontribusi pada terpeliharanya sistem sosial tetapi dapat mengandung konsekuensi negative pada bagian lain.Hal ini dapat dicontohkan, struktur masyarakat patriarki c memberkan kontribusi positif bagi kaum laki-laki untuk memegang wewenang dalam keputusan kemasyarakatan, tetapi hal ini mengandung konsekuensi negative bagi kaum perempuan karena aspirasi mereka dalam keputusan terbatas. Gagasan non fungsi pun , dilontarkan oleh Merton. Merton mengemukakan nonfungsi sebagai konsekuensi tidak relevan bagi sistem tersebut.Dapatkonsekuensi positif dimasa lalu tapi tidak dimasa sekarang.Tidaklah dapat ditentukan manakah yang lebih penting fungsi-fungsi positif atau disfungsi. Untuk itu Merton menambahkan gagasan melalui keseimbangan mapan dan level analisis fungsional.
Dalam penjelasan lebih lanjut , Merton mengemukakan mengenai fungsi manifest dan fungsi laten.Fungsi manifest adalah fungsi yang dikehendaki, laten adalah yang tidak dikehendaki.Maka dalam stuktur yang ada, hal-hal yang tidak relevan juga disfungso laten dipenagruhi secara fungsional dan disfungsional. Merton menunjukan bahwa suatu struktur disfungsional akan selalu ada. Dalam teori ini Merton dikritik oleh Colim Campbell, bahwa pembedaan yang dilakukan Merton dalam fungsi manifest dan laten , menunjukan penjelasan Merton yang begitu kabur dengan berbagari cara.
Hal ini Merton tidak secara tepat mengintegrasikan teori tindakan dengan fungsionalisme.Hal ini berimplikasi pada ketidakpasan antara intersionalitas dengan fungsionalisme structural. Kami rasa dalam hal ini pun Merton terlalu naïf dalam mengedepankan idealismenya tentang struktur dan dengan beraninya dia mengemukakan dia beraliran fungsionalis, tapi dia pun mengkritik akar pemikiran yang mendahuluinya. Tetapi, lebih jauh dari itu konsepnya mengenai fungsi manifest dan laten telah membuka kekauan bahwa fungsi selalu berada dalam daftar menu struktur. Merton pun mengungkap bahwa tidak semua struktur sosial tidak dapat diubah oleh sistem sosial.Tetapi beberapa sistem sosial dapat dihapuskan.Dengan mengakui bahwa struktur sosia dapat membuka jalan bagi perubahan sosial.
Analisi Merton tentang hubungan antara kebudayaan, struktur, dan anomi. Budaya didefinisikan sebagai rangkaian nilai normative teratur yang mengendalikan perilaku yang sama untuk seluruh anggota masyarakat. Stuktur sosial didefinisikans ebagai serangkaian hubungan sosial teratur dan memeprnagaruhi anggota masyarakat atau kelompok tertentu dengan cara lain. Anomi terjadi jika ketika terdapat disjungsi ketat antara norma-norma dan tujuan cultural yang terstruktur secara sosial dengan anggota kelompok untuk bertindak menurut norma dan tujuan tersebut. Posisi mereka dalam struktur makamirakat beberapa orang tidak mampu bertindakm menurut norma-norma normative .kebudayaan menghendaki adanya beberapa jenis perilaku yang dicegah oleh struktur sosial. Merton menghubungkan anomi dengan penyimpangan dan dengan demikian disjungsi antara kebudayan dnegan struktur akan melahirkan konsekuensi disfungsional yakni penyimpangan dalam masyarakat.
Anomi Merton memang sikap kirits tentang stratifikasi sosial, hal ini mengindikasikan bahwa teori structural fungsionalisme ini aharus lebih kritis dengan stratifikasi sosialnya.Bahwa sturktur makamirakat yangselalu berstratifikasi dan masing-masing memiliki fungsi yang selama ini diyakini para fungsionalis, menurut dapat mengindikasikan disfungsi dan anomi. Dalam hal ini kami setuju dengan Merton,dalam sensory experiences yang pernah kami dapatkan, dimana ada keteraturan maka harus siap deng ketidakteraturan, dalam struktur yang teratur, kedinamisan terus berjalan tidak pada status di dalamnya tapi kaitan dalama peran. Anomi atau disfungsi cenderung hadir dipahami ketika peran dalam struktu berdasarkan status tidak dijalankan akibat berbagai factor. Apapun alasannya anomi dalam struktur apalagi yang kaku akan cenderung lebih besar.
Dari sini, Merton tidak berhenti dengan deskripsi tentang struktur , akan tetapi terus membawa kepribadian sebagai produk organisasi struktur tersebut. Pengaruh lembaga atau struktur terhadap perilaku seseorang adalah merupakan tema yang merasuk ke dalam karya Merton, lalu tema ini selalu diilustrasikan oleh Merton yaitu the Self Fullfilling Prophecy serta dalam buku Sosial structure And Anomie. Disini Merton berusaha menunjukkan bagaimana struktur sosial memberikan tekanan yang jelas pada orang-orang tertentu yang ada dalam masyarakat sehingga mereka lebih , menunjukkan kelakuan non konformis ketimbang konformis. Menurut Merton, anomie tidak akan muncul sejauh masyarakkat menyediakan sarana kelembagaan untuk mencapai tujuan-tujuan kultur tersebut.
Dari berbagai penajabaran yang ada Pemahaman Merton membawa pada tantangan untuk mengkonfirmasi segala pemikiran yang telah ada. Hal ini terbukti dengan munculnya fungsionalisme gaya baru yang lebih jauh berbeda dengan apa yang pemikiran Merton. Inilah bukti kedinamisan ilmu pengetahuan, tak pelak dalam struktural fungsionalisme.





BAB IV. ANALISA KASUS


 PERGESERAN EKONOMI




PADA MASA DULU(AGRARIS)
PADA MASA SEKARANG(FORMAL)
1.       Penduduk desa bekerja sebagai petani.


2.       Rumah-rumah masih sederhana dan letaknay masih erjauhan.(ekonominya masuh sulit).

3.       Tidak ada jalan raya dan listrik,sehingga membatasi ruang lingkup kerja mereka.

4.       Belum ada proyek-proyek perumahan dan jalan sehingga masih banyak lahan kosong untuk pertanian.

1.       Sekarang ada juga yang menjadi petani namun mayoritas bekerja sebagai karyawan,dosen,dokter,guru dll.
2.       Rumah-rumah sudah mewah layak untuk di huni dan letak nya pun berdekatan(karena ekonominya sudah tercukupi).
3.       Sudah banyak jalan raya dan listrik sehinga mereka bisa bekerja dengan layak dengan segala prasarana nya.

4.       Sudah ada proyek perumahan dan jalan raya sehingga lahan-lahan mereka dijual untuk proyek itu dan mereka pun kehilangan mata pencarian sebagai petani dan ber alih menjadi karyawan biasa.






Dari table diatas sangat terlihat pergeseran ekonomi dari masa dulu hingga sekarang.Penyebab perubahan dari agraris ke formal itu karena tutan waktu,masyarakat harus menyesuaikan diri seiring kemajuan teknologi yang berkembang pesat agar tidak menjadi desa terpencil dan desa yang tidak mengalami kemajuan.Pada dasar nya masyarakat seperti di desa salakan itu sangat mengalami perubahan yang sangat pesat dalam segala bidang namun kelompk kami mengkaji dari salah satu perubahan itu yaitu tentang ekonomi.perubahan yang lain nya terdapat dalam bidang hukum,pendidikan.
Mata pencarian mereka yang dulu sebagai petani ,mungkin kini tergantikan denagn karyawan biasa itu disebabkan lahan-lahan pertanian merka kini telah beralih fungsi sebagai jalan raya ,pertokon,perumahan dan lain sebagiannya.Dari segala perubaha yang terjadi  itu ,kelompok kami berpendapat bahwa akan ada dampak positif dan negative yang akan terjadi mungkin di masa sekarang dan bisa juga dimasa yang akan datang.
BAB V. Kesimpulan
                Perubahan yang terjadi di masyrakat salakan merupakan fenomena social.Dalam teori fungsional structural di sebutkan bahwa masyarakat adalah suatu sistem sosial yang terdiri dari bagian dan struktur-struktur yang saling berkaitan dan saling membutuhkan keseimbangan, fungsionalisme struktural lebih mengacu pada keseimbangan.Masyarakat pada dasarnya ingin menyesuaikan keadaan yang ada di sekitar dan masyarakat melakukan adaptasi ,untuk mencapai proses keseimbanagn.seperti masyarakat yang ada di salakan ,mereka ingin sesuai dengan perkembangan zaman pada sekarang ini.
                Dalam perubahan ekonomi yang terjadi di masyarakat salakan itu akan mengalami beberapa dampak atau pengaruh positif dan negative bagi warga itu sendiri.Dampak-dampak itu akan dirasakan secara cepat atau pun lambat.Segala perubahan yang dilakukan akan menghasilkan sesuatu yang baik dan buruk untuk masa lalu dan masa yang akan datang.
                Salah satu dampak positifnya adalah terjadi perubahan ekonomi yang sangat pesat sehingga masyarakat salakan sekarang menjadi desa yang sejahtera dan lebih maju dalam segala bidang terutama bidang ekonomi.Dampak lainnya, pola pikir masyarakat nya lebih maju dan modern  sehingga masyarakat menggunakan alat-alat yang lebih modern .
                Dampak negative dari perubahn ekonomi itu adalah menyebabkan lahan-lahan kosong yang dulu diguanakan untuk menanam padi dan lahan-lahan yang di tumbuhi pohon-pohon salak dan duren sekarang menjadi beralaih fuangsi menjadi perumahan,jalan raya ,pertokoan dan lain sebagainya.KIni tidak ada lagi dijaumpai pepohonan yang hijau dan rindang, yang ada hanya rumah-rumah pendatang baru yang menempati lahan yang dulunya adalah untuk pohon-pohon ridang.Dan sekarang pun di desa salakan tinggal beberapa pohon yang masih ada.







DAFTAR PUSTAKA
SUMBER lainnya dari penduduk yang tinggal di desa salakan(bapak jakzun,simbah wasir nuri)