Daku...

Aku akan tempuh hari hariku bersama cinta yang utama, Aku ingin mati di jalan ini bersama kemuliaanyang tak terkira,Aku tidak akan menyerah selamanya tidak akan menyerah di jalan-Nya.

Minggu, 10 November 2013

Al-Hadis Dilihat dari Kuantitas Perawi




(kuliah smster 1)
HADIS MUTAWATIR
     Suatu hadis hasil tanggapan dari pancaindera, yang diriwayatkan oleh sejumlah besar rawi yang menurut adat kebiasaan mustahil mereka berkumpul dan bersepakat dusta
Syarat-syarat mutawatir
  1. Berita disampaikan oleh rawi berdasarkan tanggapan pancaindera (pendengaran dan penglihatan)
  2. Jumlah rawi harus mencapai suatu ketentuan (4,5,20,40 orang) yang tidak memungkinkan mereka bersepakat bohong
  3. Terdapat keseimbangan jumlah antara rawi-rawi pada setiap lapisan (tobaqah)
Klasifikasi Hadis Mutawatir
  1. Hadis Mutawatir Lafdiy: Hadis yang diriwayatkan oleh orang banyak yang susunan redaksi dan maknanya sesuai benar antara riwayat yang satu dengan yang lainnya. (Contoh: Hadis ttg larangan menulis al-Hadis; hadis tujuh dialek al-Qur’an)
  2. Hadis Mutawatir Ma’nawi: Hadis yang rawinya berlain-lainan dalam menyusun redaksi pemberitaan, tetapi berita yang berlain-lain susunan redaksinya itu terdapat persesuaian pada prinsipnya (Contoh mengangkat tangan dalam berdoa’)
Eksistensi Hadis Mutawatir
Dua pndpt ulama ttg eksistsi hadis mutawatir:
  1. Hadis mutawatir sesungguhnya tidak ada karena sulit memenuhi syarat standar  penerimaan sebagai hadis mutawatir
  2. Hadis mutawatir ada tetapi jumlahnya sangat sedikit. Salah satu kitab penghimpun hadis mutawatir: Al-Azhar al-Mutanasirah fi al-Akhbar al-Mutawatirah oleh Al-Suyutiy (911H)  
HADIS AHAD
Suatu Hadis yang tidak memenuhi syarat-syarat Hadis Mutawair
HADIS AHAD:
MASHUR, AZIS, GARIB
Hadis Mashur: Hadis yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih 
Hadis Azis: Hadis yang diriwayatkan oleh dua orang, walaupun dua orang rawi tersebut terdapat pada satu tobaqoh saja, kemudian setelah itu diriwayatkan oleh banyak perawi
Hadis Garib: Hadis yang dalam sanadnya terdapat seorang yang menyendiri dalam meriwayatkan, dimana saja penyendirian dalam sanad itu terjadi  
HADIS GARIB:
MUTLAQ, NISBI
GARIB MUTLAQ: Penyendirian rawi dalam meriwayatkan hadis mengenai persoanlia
GARIB NISBI: Penyendirian rawi terkait sifat-sifat atau keadaan tersrebut

Al-Hadis Dilihat dari Kualitas Perawi
HADIS SAHIH
Ma ittasola sanaduhu bi naqli al-adil al-dabit min gairi sudud wa illat qadihatin
Hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang adil, ingatan yang sempurna, sanad yang bersambung, tidak berillat, tidak janggal
Syarat –syarat Hadis Sahih
Rawi Adil: tenaga jiwa yang mendorong untuk selalu bertindak taqwa, menjauhi dosa-dosa besar, menjauhi kebiasaan melakukan dosa-dosa kecil dan meninggalkan perbuatan yang mubah yang dapat menodai keperwiraan (muru’ah), seperti makan di jalan umum, buang air kecil di tempat yang bukan disediakan untuknya dan bergurau secara berlebihan
Dabit: kuat ingatan, ingatannya lebih banyak dari lupanya, kebenarannya lebih banyak dari kesalahannya (tidak pelupa, hafal, menguasai)
Sanad bersambung: tiap-tiap rawi saling bertemu dan menerima langsung dari guru yang memberinya
Illat Hadis: penyakit yang samar-samar yang dapat menodai kesahihan; suatu sisipan yang terdapat pada matan hadis
Sahih lizatih &
sahih ligairih
Sahih li zatih : Adil, dabit (kuat ingatan), sanad bersambung, tidak samar matan hadisnya (tindakan rawi yang menaikkan derajat hadis), tidak janggal (berlawanan dengan hadis lain)
Sahih ligairih: Rawi kurang kuat hafalan tetapi jujur, tetapi dapat tertutupi karena ada rawi
Hadis Hasan
ma naqalahu qalil al-dabt muttasil al-sanad gair mu’allalin wa la syadin”
Hadis yang dinukilkan oleh seorang yang adil, tetapi kurang kuat ingatannya, sanadnya bersambung, tidak terdapat cacat dan janggal pada matannya
Hasan ligairih
Hadis yang  pada sanadnya terdapat rawi yang mastur, yaitu belum terlihat keahliannya, banyak salah, tidak terlihat sebab kefasikannya, matannya dikenal karena periwayatan yang semisal dari segi yang lain

Tidak ada komentar: