(kuliah smster 1)
HADIS MUTAWATIR
Suatu hadis hasil tanggapan dari
pancaindera, yang diriwayatkan oleh sejumlah besar rawi yang menurut adat
kebiasaan mustahil mereka berkumpul dan bersepakat dusta
Syarat-syarat
mutawatir
- Berita disampaikan oleh rawi berdasarkan tanggapan pancaindera (pendengaran dan penglihatan)
- Jumlah rawi harus mencapai suatu ketentuan (4,5,20,40 orang) yang tidak memungkinkan mereka bersepakat bohong
- Terdapat keseimbangan jumlah antara rawi-rawi pada setiap lapisan (tobaqah)
Klasifikasi
Hadis Mutawatir
- Hadis Mutawatir Lafdiy: Hadis yang diriwayatkan oleh orang banyak yang susunan redaksi dan maknanya sesuai benar antara riwayat yang satu dengan yang lainnya. (Contoh: Hadis ttg larangan menulis al-Hadis; hadis tujuh dialek al-Qur’an)
- Hadis Mutawatir Ma’nawi: Hadis yang rawinya berlain-lainan dalam menyusun redaksi pemberitaan, tetapi berita yang berlain-lain susunan redaksinya itu terdapat persesuaian pada prinsipnya (Contoh mengangkat tangan dalam berdoa’)
Eksistensi
Hadis Mutawatir
Dua
pndpt ulama ttg eksistsi hadis mutawatir:
- Hadis mutawatir sesungguhnya tidak ada karena sulit memenuhi syarat standar penerimaan sebagai hadis mutawatir
- Hadis mutawatir ada tetapi jumlahnya sangat sedikit. Salah satu kitab penghimpun hadis mutawatir: Al-Azhar al-Mutanasirah fi al-Akhbar al-Mutawatirah oleh Al-Suyutiy (911H)
HADIS AHAD
Suatu
Hadis yang tidak memenuhi syarat-syarat Hadis Mutawair
HADIS
AHAD:
MASHUR, AZIS, GARIB
MASHUR, AZIS, GARIB
Hadis
Mashur: Hadis yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih
Hadis
Azis: Hadis yang diriwayatkan oleh dua orang, walaupun dua orang rawi
tersebut terdapat pada satu tobaqoh saja, kemudian setelah itu diriwayatkan
oleh banyak perawi
Hadis
Garib: Hadis yang dalam sanadnya terdapat seorang yang menyendiri dalam
meriwayatkan, dimana saja penyendirian dalam sanad itu terjadi
HADIS
GARIB:
MUTLAQ, NISBI
MUTLAQ, NISBI
GARIB
MUTLAQ: Penyendirian rawi dalam meriwayatkan hadis mengenai persoanlia
GARIB
NISBI: Penyendirian rawi terkait sifat-sifat atau keadaan tersrebut
Al-Hadis Dilihat dari Kualitas Perawi
HADIS
SAHIH
Ma
ittasola sanaduhu bi naqli al-adil al-dabit min gairi sudud wa illat qadihatin
Hadis
yang diriwayatkan oleh perawi yang adil, ingatan yang sempurna, sanad yang
bersambung, tidak berillat, tidak janggal
Syarat
–syarat Hadis Sahih
Rawi
Adil: tenaga
jiwa yang mendorong untuk selalu bertindak taqwa, menjauhi dosa-dosa besar,
menjauhi kebiasaan melakukan dosa-dosa kecil dan meninggalkan perbuatan yang
mubah yang dapat menodai keperwiraan (muru’ah), seperti makan di jalan
umum, buang air kecil di tempat yang bukan disediakan untuknya dan bergurau
secara berlebihan
Dabit: kuat ingatan, ingatannya lebih
banyak dari lupanya, kebenarannya lebih banyak dari kesalahannya (tidak pelupa,
hafal, menguasai)
Sanad
bersambung:
tiap-tiap rawi saling bertemu dan menerima langsung dari guru yang memberinya
Illat
Hadis:
penyakit yang samar-samar yang dapat menodai kesahihan; suatu sisipan yang
terdapat pada matan hadis
Sahih
lizatih &
sahih ligairih
sahih ligairih
Sahih
li zatih :
Adil, dabit (kuat ingatan), sanad bersambung, tidak samar matan hadisnya
(tindakan rawi yang menaikkan derajat hadis), tidak janggal (berlawanan dengan
hadis lain)
Sahih
ligairih:
Rawi kurang kuat hafalan tetapi jujur, tetapi dapat tertutupi karena ada rawi
Hadis
Hasan
“ma
naqalahu qalil al-dabt muttasil al-sanad gair mu’allalin wa la syadin”
Hadis
yang dinukilkan oleh seorang yang adil, tetapi kurang kuat ingatannya, sanadnya
bersambung, tidak terdapat cacat dan janggal pada matannya
Hasan
ligairih
Hadis
yang pada sanadnya terdapat rawi yang mastur,
yaitu belum terlihat keahliannya, banyak salah, tidak terlihat sebab
kefasikannya, matannya dikenal karena periwayatan yang semisal dari segi yang
lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar