n Hadis adalah hal-hal yang disandarkan pada diri Nabi,
sahabat, tabi’in yang berkaitan dengan perkataan, perbuatan, ketetapan dan hal
ihwal, sifat, keadaan fisik, hasrat, pribadi mereka; hadis lebih luas dari
sunnah
n Sunnah adalah hal-hal disandarakan kepada mereka
(Nabi, sahabat, tabi’in) dari aspek perkataan, perbuatan, ketetapan, dan hal
ihwal mereka yang baik-baik (disyari’atkan/diperintahkan untuk diikuti)
HADIS
n Lokal : 3 macam: tidak bisa diikuti, bisa diikuti,
sebaiknya ditinggalkan
n Temporal: Harus diikuti setelah melihat ilatnya
n Universal: Harus diikuti dan tidak menerima
tafsir baru
Catatan:
Hadis yang sudah mengalami editing
dan pemaknaan temporal dan universal adalah nama lain dari sunnah
n Hadis Lokal:
harus ditinggalkan, diikuti, lebih baik ditinggalkan
harus ditinggalkan, diikuti, lebih baik ditinggalkan
n Hadis yang lahir sebagai bagian dari interaksi dan
respon terhadap masalah sosial, alam, geografi yang ada pada masa Rasulullah
saw hidup, bisa digunakan dan bisa ditinggalkan.
n Contoh: nikah lebih dari empat wanita, kendaraan onta
untuk berdakwah, pakaian gamis, bilik Rasulullah, masa kecil Rasul yang
mengembala domba, makanan yang dikonsumsi, infra struktur yang digunakan.
n Hadis temporal:
kadang berlaku dan kadang tidak berlaku
kadang berlaku dan kadang tidak berlaku
n Hadis Temporal: hadis yang merespon
berdasarkan illat (alasan) yang ada. Jika alasan tersebut ada, maka
hadisnya berlaku, jika alasan tersebut tidak ada, maka hadisnya tidak berlaku
n Contoh: wanita keluar rumah (konsep
mahrom), memanjangkan jenggot, poligami, kriteria pemimpin,
n Hadis universal:
tidak ada tawaran untuk menolak, menerima untuk pengembangan
tidak ada tawaran untuk menolak, menerima untuk pengembangan
n Hadis universal: hadis tidak
memerlukan tafsir baru dalam pelaksanaan. Ia harus diterima apa adanya.
n Contoh:cara dan waktu solat lima
waktu, menikah, puasa wajib dan sunat, solat sunat, solat berjamaah di masjid,
tata cara dan tempat berhaji, jenis-jenis perbuatan yang disukai Allah
(iman,solat tepat waktu, birr al-waliayn,haji mabrur), makan dan minum yang
secukupnya, olah raga, belajar sepanjang hayat,cara bertoharoh, dst.
n Pemahaman Hadis:
Dari Tekstual menuju Kontekstual
Dari Tekstual menuju Kontekstual
n “hidupkanlah aku sebagai orang
miskin, mati sebagai miskin, dibangkitkan sebagai miskin”. Ibn Asir: miskin berarti rendah hati
n “Sesungguhnya Allah swt akan
mengutus bagi umat ini, pada permulaan setiap abad, seorang yang akan memperbaharui
agama mereka” . Memperbaharui berarti tidak membuat baru sama sekali tetapi
memperindah, mempercantik cat, ruangan, jalan
bangunan agama seperti aslinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar